Apa yang anda butuhkan sobat

Wednesday, March 13, 2019

TUGAS ANALISA SUBJEK PSIKOLOGI KLINIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I             Identitas
BAB II           Agenda Kegiatan
BAB III          Keluhan
BAB IV          Hasil Pengumpulan Data
A.     Observasi
B.      Wawancara
BAB V            Etiologi
Bab VI            Permasalahan
A.  Kondisi Kognitif
B.    Bahasa
C.     Motorik
D.    Emosi
E.   Sosial

BAB VI          Dasar Teori
BAB VIII       Dinamika Psikologis
BAB IX          Diagnosis
BABX            Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA






KATAPENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah psikologi klinis.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak ibu kami yang telah memberikan dukungan baik berupa dukungan moral maupun dukungan           material.
2. Ibu Fajar kawuryan, S.psi, M.psi dan Ibu RR. Dwi Astuti, S.psi, Msi sebagai Dosen pengampu mata           kuliah PSIKOLOGI KLINIS,atas bimbingan  dan   dukungannya.
3. Semua teman – teman kami dan semua pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan      makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi pembaca semua.






Kudus,26 desember 2015



Penulis



BAB I
IDENTITAS
A.  IDENTITAS SUBJEK
Nama               :  A(Nama Samaran)
Umur               : 19 tahun
Berat Badan    : 40kg
TTL                 : Demak, 17- 06-1996
Anak               : 1 (Pertama) dari 3 saudara
Jenis Kelamin  : Laki-Laki
Agama             : Islam
Pendidikan      : Mahasiswa
Suku                : Jawa
B.  IDENTITAS KELUARGA
Nama

Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
P.P
L
40 tahun
MA
Wirausaha
Ayah kandung
K
P
37 tahun
MA
Wirausaha
Ibu Kandung
A.A.P
19 tahun
Mahasiswa
Belum kerja
(Subjek)
A.S
L
9 tahun
Pelajar (Sekolah Dasar)
Belumkerja
Adik Kandung




C.    GENOGRAM

 









Keterangan :
                : perempuan
                 : laki-laki
               
          : subjek berwarna merah, ia anak pertama dari 2 bersaudara.














BAB II
AGENDA KEGIATAN

TANGGAL
KEGIATAN
TEMPAT
17 Desember 2015
Observasi
Di kampus
21 Desember 2015
Observasi
Di kantin kampus
22 Desember 2015
Observasi allowanamnesa orang tua : ibu subjek
Di Rumah
23 Desember 2015
Observasi allowanamnesa teman subjek
Di kampus












BAB III
KELUHAN SUBJEK
Subjek seringkali mengalami kesulitan tidur pada saat malam hari dalam beberapa minggu ini, subjek mengaku mendapati hal tersebut setelah putus dengan pacarnya . Kesulitan tidur ini mulai muncul , setelah beberapa hari dari konflik internal tersebut . Subjek mengaku kalau malam hari sulit untuk merasa tidur dan dirinya pun merasa gusar, resah dengan kondisinya setelah itu. Bahkan menurut pengakuannya dalam 1 minggu terakhir ini subjek mengalami 3-4 kali kesulitan dalam dan kalaupun pada saat tidur pun juga tidak bisa nyenyak. Subjek pada saat wawancara , dari segi kesehatannya nampak terlihat kurang bugar dimana terlihat pada kantung matanya nampak kendor dan berwarna kehitaman serta gerakan gerakan tubuhnya terlihat lesu, berat badannya pun juga ikut menurun juga disertai dengan penyakit flu yang sedang menyerang si subjek.
Keluhan orang tua, Ibu subjek juga menyesalkan hal tersebut karena menurutnya si subjek  kalau setiap malam sering begadang di kamarnya sendiri dengan bermain HP (HandPhone) ibunya pun juga pernah melihat berekspresi murung sendiri di kamar. Hal tersebut mengakibatkan si subjek kalau pagi bangun tidurnya menjadi kesiangan . Menurut orang tuanya , si subjek kalau bangun basanya jam 9-10 pagi akan tetapi jam tidurnya tak menentu kadang pernah hampir subuh si subjek belum tidur.









BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A.  Observasi
1.Observasi Penampilan Fisik
Subjek adalah seorang laki laki yang mempunyai tinggi ±165cm dengan berat badan 40 kg. Dengan tubuh kurus dan kulit sawo matang .
2.Observasi saat di kampus
Subjek adalah seorang mahasiswa di suatu universitas di kudus, subjek orangnya humoris dan mudah bergaul. Pada saat wawancara, subjek terlihat seperti kurang sehat dan sering menguap. Tubuhnya pun terlihat lesu seakan kurang istirahat . Subjek pun juga merokok pada saat di kampus tetapi pada saat di rumah subjek tidak merokok karena masih sungkan terhadap orang tuanya.
3.Observasi saat dirumah
Subjek tinggal bersama kedua orang tuanya, dimana kedua orang bermata pencahariaan sebagai wirausaha cathering . Subjek mempunyai seorang adik yang masih belajar di bangku sekolah dasar kelas(SD) 3.
4. Observasi teman subjek
Teman subjek juga seorang mahasiswa di universitas yang sama dengan subjek, dimana orangnya juga humoris seperti subjek.

B.  Wawancara
1.Allowanamnesa     ibu       kandung           subjek
Ibu subjek mengatakan, kalau anaknya (subjek) akhir akhir ini terlihat kurang sehat dikarenakan kalau malam jarang tidur. Ibunya sering melihat aktivitas si subjek pada saat malam hari sering bermain hape (handphone) sendiri di kamarnya. Pernah suatu ketika pada saat malam hari ibunya mengingatkan si subjek untuk beranjak tidur karena besok kuliah, si subjek merespon tetapi si subjek tidak menghiraukannya dan tetap asyik bermain handphonenya. Padahal biasanya  kalau diingatkan si subjek langsung melakukannya , Akan tetapi sekarang subjek mengacuhkan hirauan si ibu. Menurut ibunya , si subjek sekarang tambah kurus karena sering begadang tersebut juga disertai penyakit flu-nya yang sedang menyerang     si         subjek .
2. Allowanamnesa   teman kuliah subjek
Menurut temannya, Si subjek belakangan ini terlihat kurang bugar seperti kurang tidur dan kuliahnya sering absen. Kalau saat nongkrong bersama si subjek terlihat sering menguap dan kadang menyandarkan kepalanya di meja saat ngumpul di warung. Temannya mengetahui kalau subjek ini sedikit ada masalah internal karena mereka sering ngobrol bersama.





















BAB V
ETIOLOGI
A.  Sebelum
Pada saat masa hubungan masih terjalin selama hampir kurang lebih satu bulan dengan si pacar, si subjek tidak menunjukkan suatu perubahan sikap, perilaku maupun fisiologi(kesehatan). Aktivitasnya pun cenderung normal normal saja, kuliahnya pun cenderung rajin jarang sekali absen pada daftar kehadiran di kuliahnya mungkin hampir tidak pernah absen dan pada saat ngumpul dengan teman-temannya pun cukup aktif dalam perbincangan , orangnya humoris, ceria dan konyol.
B.  Setelah
Setelah insiden putus dengan pacarnya tersebut, sekarang sifat,perilaku maupun fisiologis(kesehatan) si subjek berubah, subjek jadi pemalas, lesu, dan nampak kurang bugar. Dari segi aktivitas kuliahnya, subjek sudah beberapa kali absen dalam daftar hadir kuliah , dikarenakan karena seringnya si subjek terjaga sampai larut malam hingga akhirnya bangunnya pun sering kesiangan pula. Dari segi kesehatan pun juga berubah,dimana subjek yang biasanya tampil bugar sekarang sering terlihat lesu dengan ditambahi penyakit flu-nya.
C.  Saat ini
Subjek masih mendapati kesulitan tidur pada saat saat ini , dan ibunya pun sekarang lebih ketat dalam memantau jam tidurnya
.








BAB VI
PERMASALAHAN


a. Kondisi kognitif
Subjek selalu sulit berkonsentrasi , karena kurangnya jam istirahat . Dan itu menyebabkan lemahnya konsentrasi si subjek karena sering mengantuk.

b. Bahasa
Tidak ada perubahan pada bahasa subjek.

c. Motorik
Tidak ada perubahan pada motorik subjek.

d. Emosi
Emosinya masih terlihat stabil, tetapi kadang sedikit murung saat ada bahasan tentang hubungan dengan mantannya .

e. Sosial
Subjek cenderung lebih pasif , dibandingkan sebelumnya yang aktif dalam interaksi karena kurangnya jam istirahat membuat si subjek merasa letih dan lemas .








BAB VII
Dasar Teori
Insomnia
1. Pengertian
Insomnia berasal dari kata in artinya tidak dan somnus yang berarti tidur. Jadi insomnia berarti tidak tidur atau gangguan tidur (Hawari, 1990). Selanjutnya dijelaskan bahwa insomnia ada tiga macam, yaitu Pertama , Initial Insomnia artinya gangguan tidur saat memasuki tidur. Kedua, Middle Insomnia yaitu terbangun di tengah malam dan sulit tidur lagi. Ketiga, Late Insomnia yaitu mengalami gangguan saat bangun pagi.
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005).
Untuk menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya. Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman, 2005).
2. Penyebab insomnia
Sebab-sebab terjadinya insomnia antara lain :
a. Suara atau bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari terbangun berkali-kali hanya suara yang halus sekalipun.
b. Suhu udara : Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi dirinya. Bila suhu udara rendah memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis, insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic.
c. Tinggi suatu daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness (mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki gunung yang lebih dari 3500 meter diatas permukaan air laut.
d. Penggunaan bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang mengandung nikotin dan obat obat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau yang sejenis.
e. Penyakit psikologi : Beberapa penyakit psikologi ditandai antara lain dengan adanya insomnia seperti pada gangguan afektif, gangguan neurotic, beberapa gangguan kepribadian, gangguan stress pascatrauma dan lain-lain (Joewana, 2006).
3. Tipe-tipe insomnia
Insomnia terdiri atas tiga tipe :
a. Tidak bisa masuk atau sulit masuk tidur yang disebut juga insomnia inisial dimana keadaan ini sering dijumpai pada orang-orang muda. Berlangsung selama 1-3 jam dan kemudian karena kelelahan ia bisa tertidur juga. Tipe insomnia ini bisa diartikan ketidakmampuan seseorang untuk tidur.
b. Terbangun tengah malam beberapa kali, tipe insomnia ini dapat masuk tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam akan terbangun dan tertidur kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang kali. Tipe insomnia ini disebut jaga intermitent insomnia.
c. Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini disebut juga insomnia terminal, dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah dan cukup nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan tidak dapat tidur lagi (Erry 2000)
4. Dampak insomnia
Insomnia dapat memberi efek pada kehidupan seseorang, antara lain :
a. Efek fisiologis : Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress
b. Efek psikologis : Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, kehilangan motivasi, depresi dan lain-lain.
c. Efek fisik/somatic : Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi dan sebagainya.
d. Efek sosial : Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga.
e. Kematian orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam.
Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang mengindiksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia. Selain itu, orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang yang normal (Turana, 2007).
Solusi Mengatasi Insomnia
Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis lebih baik diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada Psikolog,terapis atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan. Selain itu, keluarga si penderita insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang dialaminya perlahan-lahan dapat diturunkan sampai sembuh. Mengapa pada psikolog ? Psikolog akan membantu penderita memahami akar penyebab insomnia, melihat dari perspektif yang obyektif (tinjauan psikologis) masalah yang dialami dan mengarahkan penderita pada sikap, strategi dan pola pikir yang benar, tepat dalam mempersepsi masalah dan menemukan solusinya.
Apa saja terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia? Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, yaitu:
1.CBT(Cognitive Behavioral   Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
2. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita insomnia.
3. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
4.Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
5.Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
6.Imagery  Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
Banyak di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang menggunakan obat tidur untuk mengatasi insomnianya. Namun penggunaan yang terus menerus tentu menimbulkan efek samping yang negative, baik secara fisiologis (efek terhadap organ dan fungsi organ tubuh) serta efek psikologis. Logikanya, insomnia yang disebabkan factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah yang harus di atasi, bukan symtomnya. Kalau kita hanya focus mengatasi simtom-nya dengan minum berbagai obat tidur, maka ketika mata terbuka, masalah akan datang kembali, bahkan akan dirasa lebih berat karena dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi pada akar masalah.
Perlu diketahui, bahwa keberhasilan terapi tergantung dari motivasi si penderita untuk sembuh sehingga si penderita harus sabar, tekun dan bersungguh-sungguh dalam menjalani sesi terapi. Selain itu, sebaiknya terapi yang dilakukan juga diiringi dengan pemberian terapi keluarga. Hal ini disebabkan, dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita dilibatkan untuk membantu kesembuhan si penderita. Dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita juga diberi tahu tentang seluk beluk kondisi si penderita dan diharapkan anggota keluarganya dapat berempati untuk membantu kesembuhan si penderita.

Solusi mencegah insomnia

Insomnia karena faktor psikologis dapat dicegah dengan cara memanage stres secara positif dan jika ada mengalami masalah sebaiknya sharing pada seseorang yang dapat Anda percaya. Semoga dengan pembahasan tentang insomnia ini, dapat memberikan manfaat bagi Anda. Dengan informasi ini, diharap kita pun bisa memahami penderita insomnia dan dapat memberikan bantuan yang tepat. Perhatian dan empati terhadap penderita insomnia, bisa sedikit mengobati kegalauan emosi jiwanya. Semoga bermanfaat.
BAB VIII
DINAMIKA PSIKOLOGI
Subjek mengakui, mulai mengalami kesulitan dalam tidur setelah putus dengan pacarnya . Awalnya sebelum subjek putus dengan pacarnya  , emosi , sikap, bahkan fisiologis(kesehatan) nya cenderung stabil walaupun tubuh si subjek berperawakan kurus , akan tetapi setelah insiden tersebut emosi, sikap, fisiologisnya (kesehatan) berubah drastis. Dimana yang sebelumnya humoris sekarang menjadi sedikit pemurung dan pendiam, serta kesehatan pun cenderung menurun dimana berat badan si subjek turun 1kg dalam 2 minggu ini disertai dengan penyakit flu yang sedang menyerangnya.
Hampir setiap hari subjek mengalami kesulitan untuk tidur, diketahui kalau setiap malam subjek sering begadang di kamarnya sendiri dan bermain hape. Seperti yang dijelaskan pada PPDGJ-III DSM 5 bahwa gejala gejala gangguan kesulitan tidur seperti berikut:
a.       Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur , atau kualitas tidur yang buruk.
b.      Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 (satu) bulan.
c.       Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleepless-ness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d.      Ketidakpuasan terhadap kuantitas atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam dan pekerjaan.
· Adanya gejala gangguan lain seperti depresi, anxietas, atau obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan
· Kriteria lama tidur tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi   individual.










BAB IX
DIAGNOSIS

Berdasarkan dari hasil observasi, wawncara yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa subjek saat ini mengalami gangguan kesulitan tidur. Penderita gangguan kesulitan tidur disebabkan oleh beberapa factor . Pada subjek saat ini dimungkinkan karena subjek mengalami depresi ringan.
AKSIS I
DIAGNOSIS
KRITERIA PPDGJ
KRITERIA KASUS
KETERANGAN
F51.0 Insomnia Non-Organik
Keluhan adanya kesulitan masuk tidur, atau kualitas tidur yang buruk
Subjek mengaku kalau minggu-minggu ini mendapati kesulitan dalam tidur
Terpenuhi
Tidak terpenuhi
Ö


Gangguan terjadi minimal 3 dalam satu minggu selama minimal satu bulan
Subjek mengaku dalam 1 minggu terakhir ini , dirinya mengalami3-4 kali kesulitan dalam tidur , kalaupun tidur pasti tidak nyenyak.
Ö


Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleepless-ness) dan peduli berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang.
Subjek kalau malam sering begadang sendiri di kamarnya sendiri dan bermain hp (Handphone)
Ö


Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan kualitas tidur menyebabkan penderitaan  yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan pekerjaan.
Aktivitas kuliah subjek menjadi kacau setelah mengalami kesulitan tidur dan si subjek pun menjadi pasif dalam lingkungan sosialnya karena kurangnya istirahat menjadikan tubuh subjek menjadi lesu.
Ö

F32.0 Episode Depresi Ringan
Afek depresif
Subjek menjadi sedikit pemurung
Ö


Kehilangan minat kegembiraan
Daya humoris si subjek berkurang akibat insiden tersebut, sekarang subjek menjadi sedikit pasif dalam lingkup sosialnya.
Ö

Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah ini kerja sedikit saja) dan menurunya aktivitas
Subjek terlihat letih dan lesu .
Ö


AKSIS II
-Tidak ada
AKSIS III
BAB X J00-J99
PENYAKIT SISTEM PERNAPASAN
Karena sering begadang sampai larut malam kesehatan pun menurun , akhirnya flu menyerang si subjek
Ö

AKSIS IV
 
MASALAH  BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL

Subjek cenderung sedikit pasif dengan kelompok temannya .
Ö


AKSIS V
80-71 = Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, sekolah , dll



BAB X
Kesimpulan

Menurut peneliti , subjek ini sekarang lagi mendapati gangguan tidur (insomnia) yang menimbulkan efek depresi ringan pada diri subjek. Dimana subjek mengakui kalau dalam beberapa hari ini dirinya mengakui kalau kesulitan dalam tidur, setiap setelah mendapati kesulitan tidur (insomnia) subjek merasa dirinya letih dan lesu. Aktivitas subjek pun kacau, seperti kuliahnya yang akhir akhir ini banyak absen karena akibat dari kesulitan untuk tidur ini akhirnya subjek sulit untuk bangun pagi. Dari segi kesehatan pun juga berdampak seperti turunnya berat badan dalam beberapa minggu serta subjek pun diserang penyakit flu.
Adapun factor factor  penyebabnya antara lain:
a. Suara atau bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari terbangun berkali-kali hanya suara yang halus sekalipun.
b. Suhu udara : Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi dirinya. Bila suhu udara rendah memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis, insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic.
c. Tinggi suatu daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness (mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki gunung yang lebih dari 3500 meter diatas permukaan air laut.
d. Penggunaan bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang mengandung nikotin dan obat obat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau yang sejenis.
e. Penyakit psikologi : Beberapa penyakit psikologi ditandai antara lain dengan adanya insomnia seperti pada gangguan afektif, gangguan neurotic, beberapa gangguan kepribadian, gangguan stress pascatrauma dan lain-lain (Joewana, 2006),
Dalam hal ini , subjek mendapati penyebab kesusahan tidur yaitu stress(penyakit psikologi), diakibatkan karena adanya konflik internal antara si subjek dengan orang lain hingga menyebabkan si subjek menjadi seperti sekarang ini.



Daftar Pustaka


No comments:

Post a Comment

komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN. Yuk kepoin

COVER MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG 2019 KATA...

Choirulalfa.blogspot.com