DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I Identitas
BAB
II Agenda
Kegiatan
BAB
III Keluhan
BAB
IV Hasil Pengumpulan
Data
A.
Observasi
B.
Wawancara
BAB
V Etiologi
Bab VI Permasalahan
A. Kondisi Kognitif
B. Bahasa
C. Motorik
D. Emosi
E.
Sosial
BAB
VI Dasar Teori
BAB
VIII Dinamika Psikologis
BAB
IX Diagnosis
BABX Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas mata kuliah psikologi klinis.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak ibu kami yang telah memberikan dukungan baik berupa dukungan moral maupun dukungan material.
2. Ibu Fajar kawuryan, S.psi, M.psi dan Ibu RR. Dwi Astuti, S.psi, Msi sebagai Dosen pengampu mata kuliah PSIKOLOGI KLINIS,atas bimbingan dan dukungannya.
3. Semua teman – teman kami dan semua pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi pembaca semua.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak ibu kami yang telah memberikan dukungan baik berupa dukungan moral maupun dukungan material.
2. Ibu Fajar kawuryan, S.psi, M.psi dan Ibu RR. Dwi Astuti, S.psi, Msi sebagai Dosen pengampu mata kuliah PSIKOLOGI KLINIS,atas bimbingan dan dukungannya.
3. Semua teman – teman kami dan semua pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi pembaca semua.
Kudus,26 desember 2015
Penulis
BAB I
IDENTITAS
A. IDENTITAS SUBJEK
Nama :
A(Nama Samaran)
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 40kg
TTL : Demak, 17- 06-1996
Anak : 1 (Pertama) dari 3 saudara
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : Mahasiswa
Suku : Jawa
B. IDENTITAS KELUARGA
Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Ket
|
P.P
|
L
|
40 tahun
|
MA
|
Wirausaha
|
Ayah kandung
|
K
|
P
|
37 tahun
|
MA
|
Wirausaha
|
Ibu Kandung
|
A.A.P
|
L
|
19 tahun
|
Mahasiswa
|
Belum kerja
|
(Subjek)
|
A.S
|
L
|
9 tahun
|
Pelajar (Sekolah Dasar)
|
Belumkerja
|
Adik Kandung
|
C.
GENOGRAM
Keterangan
:
: perempuan
: laki-laki
: subjek berwarna merah, ia anak
pertama dari 2 bersaudara.
BAB II
AGENDA KEGIATAN
TANGGAL
|
KEGIATAN
|
TEMPAT
|
17 Desember 2015
|
Observasi
|
Di kampus
|
21 Desember 2015
|
Observasi
|
Di kantin kampus
|
22 Desember 2015
|
Observasi allowanamnesa orang tua : ibu subjek
|
Di Rumah
|
23 Desember 2015
|
Observasi allowanamnesa teman subjek
|
Di kampus
|
BAB III
KELUHAN SUBJEK
Subjek
seringkali mengalami kesulitan tidur pada saat malam hari dalam beberapa minggu
ini, subjek mengaku mendapati hal tersebut setelah putus dengan pacarnya .
Kesulitan tidur ini mulai muncul , setelah beberapa hari dari konflik internal
tersebut . Subjek mengaku kalau malam hari sulit untuk merasa tidur dan dirinya
pun merasa gusar, resah dengan kondisinya setelah itu. Bahkan menurut
pengakuannya dalam 1 minggu terakhir ini subjek mengalami 3-4 kali kesulitan
dalam dan kalaupun pada saat tidur pun juga tidak bisa nyenyak. Subjek pada
saat wawancara , dari segi kesehatannya nampak terlihat kurang bugar dimana
terlihat pada kantung matanya nampak kendor dan berwarna kehitaman serta
gerakan gerakan tubuhnya terlihat lesu, berat badannya pun juga ikut menurun
juga disertai dengan penyakit flu yang sedang menyerang si subjek.
Keluhan orang
tua, Ibu subjek juga menyesalkan hal tersebut karena menurutnya si subjek kalau setiap malam sering begadang di
kamarnya sendiri dengan bermain HP (HandPhone) ibunya pun juga pernah melihat
berekspresi murung sendiri di kamar. Hal tersebut mengakibatkan si subjek kalau
pagi bangun tidurnya menjadi kesiangan . Menurut orang tuanya , si subjek kalau
bangun basanya jam 9-10 pagi akan tetapi jam tidurnya tak menentu kadang pernah
hampir subuh si subjek belum tidur.
BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A. Observasi
1.Observasi Penampilan Fisik
Subjek adalah seorang laki laki yang mempunyai tinggi ±165cm dengan berat badan 40 kg. Dengan tubuh kurus dan kulit sawo matang .
2.Observasi saat di kampus
Subjek adalah seorang mahasiswa di suatu universitas di kudus, subjek orangnya humoris dan mudah bergaul. Pada saat wawancara, subjek terlihat seperti kurang sehat dan sering menguap. Tubuhnya pun terlihat lesu seakan kurang istirahat . Subjek pun juga merokok pada saat di kampus tetapi pada saat di rumah subjek tidak merokok karena masih sungkan terhadap orang tuanya.
3.Observasi saat dirumah
Subjek tinggal bersama kedua orang tuanya, dimana kedua orang bermata pencahariaan sebagai wirausaha cathering . Subjek mempunyai seorang adik yang masih belajar di bangku sekolah dasar kelas(SD) 3.
4. Observasi teman subjek
Teman subjek juga seorang mahasiswa di universitas yang sama dengan subjek, dimana orangnya juga humoris seperti subjek.
1.Observasi Penampilan Fisik
Subjek adalah seorang laki laki yang mempunyai tinggi ±165cm dengan berat badan 40 kg. Dengan tubuh kurus dan kulit sawo matang .
2.Observasi saat di kampus
Subjek adalah seorang mahasiswa di suatu universitas di kudus, subjek orangnya humoris dan mudah bergaul. Pada saat wawancara, subjek terlihat seperti kurang sehat dan sering menguap. Tubuhnya pun terlihat lesu seakan kurang istirahat . Subjek pun juga merokok pada saat di kampus tetapi pada saat di rumah subjek tidak merokok karena masih sungkan terhadap orang tuanya.
3.Observasi saat dirumah
Subjek tinggal bersama kedua orang tuanya, dimana kedua orang bermata pencahariaan sebagai wirausaha cathering . Subjek mempunyai seorang adik yang masih belajar di bangku sekolah dasar kelas(SD) 3.
4. Observasi teman subjek
Teman subjek juga seorang mahasiswa di universitas yang sama dengan subjek, dimana orangnya juga humoris seperti subjek.
B. Wawancara
1.Allowanamnesa ibu kandung subjek
Ibu subjek mengatakan, kalau anaknya (subjek) akhir akhir ini terlihat kurang sehat dikarenakan kalau malam jarang tidur. Ibunya sering melihat aktivitas si subjek pada saat malam hari sering bermain hape (handphone) sendiri di kamarnya. Pernah suatu ketika pada saat malam hari ibunya mengingatkan si subjek untuk beranjak tidur karena besok kuliah, si subjek merespon tetapi si subjek tidak menghiraukannya dan tetap asyik bermain handphonenya. Padahal biasanya kalau diingatkan si subjek langsung melakukannya , Akan tetapi sekarang subjek mengacuhkan hirauan si ibu. Menurut ibunya , si subjek sekarang tambah kurus karena sering begadang tersebut juga disertai penyakit flu-nya yang sedang menyerang si subjek .
2. Allowanamnesa teman kuliah subjek
Menurut temannya, Si subjek belakangan ini terlihat kurang bugar seperti kurang tidur dan kuliahnya sering absen. Kalau saat nongkrong bersama si subjek terlihat sering menguap dan kadang menyandarkan kepalanya di meja saat ngumpul di warung. Temannya mengetahui kalau subjek ini sedikit ada masalah internal karena mereka sering ngobrol bersama.
1.Allowanamnesa ibu kandung subjek
Ibu subjek mengatakan, kalau anaknya (subjek) akhir akhir ini terlihat kurang sehat dikarenakan kalau malam jarang tidur. Ibunya sering melihat aktivitas si subjek pada saat malam hari sering bermain hape (handphone) sendiri di kamarnya. Pernah suatu ketika pada saat malam hari ibunya mengingatkan si subjek untuk beranjak tidur karena besok kuliah, si subjek merespon tetapi si subjek tidak menghiraukannya dan tetap asyik bermain handphonenya. Padahal biasanya kalau diingatkan si subjek langsung melakukannya , Akan tetapi sekarang subjek mengacuhkan hirauan si ibu. Menurut ibunya , si subjek sekarang tambah kurus karena sering begadang tersebut juga disertai penyakit flu-nya yang sedang menyerang si subjek .
2. Allowanamnesa teman kuliah subjek
Menurut temannya, Si subjek belakangan ini terlihat kurang bugar seperti kurang tidur dan kuliahnya sering absen. Kalau saat nongkrong bersama si subjek terlihat sering menguap dan kadang menyandarkan kepalanya di meja saat ngumpul di warung. Temannya mengetahui kalau subjek ini sedikit ada masalah internal karena mereka sering ngobrol bersama.
BAB V
ETIOLOGI
A.
Sebelum
Pada saat masa hubungan masih terjalin selama hampir kurang lebih satu bulan dengan si pacar, si subjek tidak menunjukkan suatu perubahan sikap, perilaku maupun fisiologi(kesehatan). Aktivitasnya pun cenderung normal normal saja, kuliahnya pun cenderung rajin jarang sekali absen pada daftar kehadiran di kuliahnya mungkin hampir tidak pernah absen dan pada saat ngumpul dengan teman-temannya pun cukup aktif dalam perbincangan , orangnya humoris, ceria dan konyol.
Pada saat masa hubungan masih terjalin selama hampir kurang lebih satu bulan dengan si pacar, si subjek tidak menunjukkan suatu perubahan sikap, perilaku maupun fisiologi(kesehatan). Aktivitasnya pun cenderung normal normal saja, kuliahnya pun cenderung rajin jarang sekali absen pada daftar kehadiran di kuliahnya mungkin hampir tidak pernah absen dan pada saat ngumpul dengan teman-temannya pun cukup aktif dalam perbincangan , orangnya humoris, ceria dan konyol.
B.
Setelah
Setelah insiden putus dengan pacarnya tersebut, sekarang sifat,perilaku maupun fisiologis(kesehatan) si subjek berubah, subjek jadi pemalas, lesu, dan nampak kurang bugar. Dari segi aktivitas kuliahnya, subjek sudah beberapa kali absen dalam daftar hadir kuliah , dikarenakan karena seringnya si subjek terjaga sampai larut malam hingga akhirnya bangunnya pun sering kesiangan pula. Dari segi kesehatan pun juga berubah,dimana subjek yang biasanya tampil bugar sekarang sering terlihat lesu dengan ditambahi penyakit flu-nya.
Setelah insiden putus dengan pacarnya tersebut, sekarang sifat,perilaku maupun fisiologis(kesehatan) si subjek berubah, subjek jadi pemalas, lesu, dan nampak kurang bugar. Dari segi aktivitas kuliahnya, subjek sudah beberapa kali absen dalam daftar hadir kuliah , dikarenakan karena seringnya si subjek terjaga sampai larut malam hingga akhirnya bangunnya pun sering kesiangan pula. Dari segi kesehatan pun juga berubah,dimana subjek yang biasanya tampil bugar sekarang sering terlihat lesu dengan ditambahi penyakit flu-nya.
C. Saat
ini
Subjek masih mendapati kesulitan tidur pada saat saat ini , dan ibunya pun sekarang lebih ketat dalam memantau jam tidurnya
Subjek masih mendapati kesulitan tidur pada saat saat ini , dan ibunya pun sekarang lebih ketat dalam memantau jam tidurnya
.
BAB VI
PERMASALAHAN
a. Kondisi kognitif
Subjek selalu sulit berkonsentrasi , karena kurangnya jam istirahat . Dan itu menyebabkan lemahnya konsentrasi si subjek karena sering mengantuk.
b. Bahasa
Tidak ada perubahan pada bahasa subjek.
c. Motorik
Tidak ada perubahan pada motorik subjek.
d. Emosi
Emosinya masih terlihat stabil, tetapi kadang sedikit murung saat ada bahasan tentang hubungan dengan mantannya .
e. Sosial
Subjek cenderung lebih pasif , dibandingkan sebelumnya yang aktif
dalam interaksi karena kurangnya jam istirahat membuat si subjek merasa letih
dan lemas .
BAB VII
Dasar Teori
Insomnia
1. Pengertian
1. Pengertian
Insomnia berasal dari kata in artinya
tidak dan somnus yang berarti tidur. Jadi insomnia
berarti tidak tidur atau gangguan tidur (Hawari, 1990). Selanjutnya
dijelaskan bahwa insomnia ada tiga
macam, yaitu Pertama , Initial Insomnia artinya
gangguan tidur saat memasuki tidur. Kedua,
Middle Insomnia yaitu terbangun di tengah malam dan sulit tidur lagi. Ketiga, Late Insomnia yaitu mengalami
gangguan saat bangun pagi.
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005).
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005).
Untuk
menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya.
Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka
penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman, 2005).
2. Penyebab
insomnia
Sebab-sebab
terjadinya insomnia antara lain :
a. Suara atau
bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga
tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang yang takut diserang atau
dirampok, pada malam hari terbangun berkali-kali hanya suara yang halus
sekalipun.
b. Suhu udara :
Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi
dirinya. Bila suhu udara rendah memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian
tipis, insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic.
c. Tinggi suatu
daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness
(mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki gunung yang lebih dari 3500 meter
diatas permukaan air laut.
d. Penggunaan
bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia dapat terjadi karena
penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang
mengandung nikotin dan obat obat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau
yang sejenis.
e. Penyakit
psikologi : Beberapa penyakit psikologi ditandai antara lain dengan adanya
insomnia seperti pada gangguan afektif, gangguan neurotic, beberapa gangguan
kepribadian, gangguan stress pascatrauma dan lain-lain (Joewana, 2006).
3. Tipe-tipe
insomnia
Insomnia terdiri
atas tiga tipe :
a. Tidak bisa
masuk atau sulit masuk tidur yang disebut juga insomnia inisial dimana keadaan
ini sering dijumpai pada orang-orang muda. Berlangsung selama 1-3 jam dan
kemudian karena kelelahan ia bisa tertidur juga. Tipe insomnia ini bisa diartikan
ketidakmampuan seseorang untuk tidur.
b. Terbangun
tengah malam beberapa kali, tipe insomnia ini dapat masuk tidur dengan mudah,
tetapi setelah 2-3 jam akan terbangun dan tertidur kembali, kejadian ini dapat
terjadi berulang kali. Tipe insomnia ini disebut jaga intermitent insomnia.
c. Terbangun
pada waktu pagi yang sangat dini disebut juga insomnia terminal, dimana pada
tipe ini dapat tidur dengan mudah dan cukup nyenyak, tetapi pada saat dini hari
sudah terbangun dan tidak dapat tidur lagi (Erry 2000)
4. Dampak
insomnia
Insomnia dapat
memberi efek pada kehidupan seseorang, antara lain :
a. Efek
fisiologis : Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress
b. Efek
psikologis : Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, kehilangan
motivasi, depresi dan lain-lain.
c. Efek
fisik/somatic : Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi dan sebagainya.
d. Efek sosial :
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi pada
lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga.
e. Kematian
orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup lebih
sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam.
Hal ini mungkin
disebabkan karena penyakit yang mengindiksi insomnia yang memperpendek angka
harapan hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia.
Selain itu, orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih
besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang
yang normal (Turana, 2007).
Solusi Mengatasi Insomnia
Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis lebih baik diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada Psikolog,terapis atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan. Selain itu, keluarga si penderita insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang dialaminya perlahan-lahan dapat diturunkan sampai sembuh. Mengapa pada psikolog ? Psikolog akan membantu penderita memahami akar penyebab insomnia, melihat dari perspektif yang obyektif (tinjauan psikologis) masalah yang dialami dan mengarahkan penderita pada sikap, strategi dan pola pikir yang benar, tepat dalam mempersepsi masalah dan menemukan solusinya.
Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis lebih baik diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada Psikolog,terapis atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan. Selain itu, keluarga si penderita insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang dialaminya perlahan-lahan dapat diturunkan sampai sembuh. Mengapa pada psikolog ? Psikolog akan membantu penderita memahami akar penyebab insomnia, melihat dari perspektif yang obyektif (tinjauan psikologis) masalah yang dialami dan mengarahkan penderita pada sikap, strategi dan pola pikir yang benar, tepat dalam mempersepsi masalah dan menemukan solusinya.
Apa
saja terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia? Ada beberapa terapi
yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, yaitu:
1.CBT(Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
2. Sleep Restriction Therapy
Sleep
restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
insomnia.
3. Stimulus Control Therapy
Stimulus
control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita
secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita
untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
4.Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
5.Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
6.Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
Banyak
di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang menggunakan
obat tidur untuk mengatasi insomnianya. Namun penggunaan yang terus menerus
tentu menimbulkan efek samping yang negative, baik secara fisiologis (efek
terhadap organ dan fungsi organ tubuh) serta efek psikologis. Logikanya,
insomnia yang disebabkan factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah
yang harus di atasi, bukan symtomnya. Kalau kita hanya focus mengatasi
simtom-nya dengan minum berbagai obat tidur, maka ketika mata terbuka, masalah
akan datang kembali, bahkan akan dirasa lebih berat karena dibiarkan
berlarut-larut tanpa solusi pada akar masalah.
Perlu
diketahui, bahwa keberhasilan terapi tergantung dari motivasi si penderita
untuk sembuh sehingga si penderita harus sabar, tekun dan bersungguh-sungguh
dalam menjalani sesi terapi. Selain itu, sebaiknya terapi yang dilakukan juga
diiringi dengan pemberian terapi keluarga. Hal ini disebabkan, dalam terapi
keluarga, anggota keluarga si penderita dilibatkan untuk membantu kesembuhan si
penderita. Dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita juga diberi
tahu tentang seluk beluk kondisi si penderita dan diharapkan anggota
keluarganya dapat berempati untuk membantu kesembuhan si penderita.
Solusi mencegah insomnia
Insomnia karena faktor psikologis dapat dicegah dengan cara memanage stres secara positif dan jika ada mengalami masalah sebaiknya sharing pada seseorang yang dapat Anda percaya. Semoga dengan pembahasan tentang insomnia ini, dapat memberikan manfaat bagi Anda. Dengan informasi ini, diharap kita pun bisa memahami penderita insomnia dan dapat memberikan bantuan yang tepat. Perhatian dan empati terhadap penderita insomnia, bisa sedikit mengobati kegalauan emosi jiwanya. Semoga bermanfaat.
BAB VIII
DINAMIKA PSIKOLOGI
Subjek mengakui,
mulai mengalami kesulitan dalam tidur setelah putus dengan pacarnya . Awalnya
sebelum subjek putus dengan pacarnya ,
emosi , sikap, bahkan fisiologis(kesehatan) nya cenderung stabil walaupun tubuh
si subjek berperawakan kurus , akan tetapi setelah insiden tersebut emosi,
sikap, fisiologisnya (kesehatan) berubah drastis. Dimana yang sebelumnya
humoris sekarang menjadi sedikit pemurung dan pendiam, serta kesehatan pun
cenderung menurun dimana berat badan si subjek turun 1kg dalam 2 minggu ini
disertai dengan penyakit flu yang sedang menyerangnya.
Hampir setiap
hari subjek mengalami kesulitan untuk tidur, diketahui kalau setiap malam
subjek sering begadang di kamarnya sendiri dan bermain hape. Seperti yang
dijelaskan pada PPDGJ-III DSM 5 bahwa gejala gejala gangguan kesulitan tidur
seperti berikut:
a. Keluhan
adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur , atau kualitas tidur
yang buruk.
b. Gangguan
terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 (satu) bulan.
c. Adanya
preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleepless-ness) dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan
terhadap kuantitas atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat
dan mempengaruhi fungsi dalam dan pekerjaan.
· Adanya
gejala gangguan lain seperti depresi, anxietas, atau obsesi tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan
· Kriteria
lama tidur tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena
luasnya variasi individual.
BAB IX
DIAGNOSIS
Berdasarkan dari hasil observasi, wawncara
yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa subjek saat ini mengalami gangguan
kesulitan tidur. Penderita gangguan kesulitan tidur disebabkan oleh beberapa
factor . Pada subjek saat ini dimungkinkan karena subjek mengalami depresi
ringan.
AKSIS I
DIAGNOSIS
|
KRITERIA PPDGJ
|
KRITERIA KASUS
|
KETERANGAN
|
|
F51.0 Insomnia
Non-Organik
|
Keluhan adanya
kesulitan masuk tidur, atau kualitas tidur yang buruk
|
Subjek mengaku kalau minggu-minggu
ini mendapati kesulitan dalam tidur
|
Terpenuhi
|
Tidak terpenuhi
|
Ö
|
|
|||
|
Gangguan terjadi
minimal 3 dalam satu minggu selama minimal satu bulan
|
Subjek mengaku dalam 1
minggu terakhir ini , dirinya mengalami3-4 kali kesulitan dalam tidur ,
kalaupun tidur pasti tidak nyenyak.
|
Ö
|
|
|
Adanya preokupasi
dengan tidak bisa tidur (sleepless-ness)
dan peduli berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang.
|
Subjek kalau malam
sering begadang sendiri di kamarnya sendiri dan bermain hp (Handphone)
|
Ö
|
|
|
Ketidakpuasan terhadap
kuantitas dan kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi
dalam social dan pekerjaan.
|
Aktivitas kuliah
subjek menjadi kacau setelah mengalami kesulitan tidur dan si subjek pun
menjadi pasif dalam lingkungan sosialnya karena kurangnya istirahat
menjadikan tubuh subjek menjadi lesu.
|
Ö
|
|
F32.0 Episode Depresi
Ringan
|
Afek depresif
|
Subjek menjadi sedikit
pemurung
|
Ö
|
|
|
Kehilangan minat
kegembiraan
|
Daya humoris si subjek
berkurang akibat insiden tersebut, sekarang subjek menjadi sedikit pasif
dalam lingkup sosialnya.
|
Ö
|
|
Berkurangnya energy
yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
ini kerja sedikit saja) dan menurunya aktivitas
|
Subjek terlihat letih
dan lesu .
|
Ö
|
|
AKSIS II
-Tidak ada
AKSIS III
BAB X J00-J99
|
PENYAKIT SISTEM PERNAPASAN
|
Karena sering begadang
sampai larut malam kesehatan pun menurun , akhirnya flu menyerang si subjek
|
Ö
|
|
AKSIS IV
MASALAH BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL
|
|
Subjek cenderung
sedikit pasif dengan kelompok temannya .
|
Ö
|
|
AKSIS V
80-71 = Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam social, pekerjaan, sekolah , dll
BAB X
Kesimpulan
Menurut peneliti , subjek
ini sekarang lagi mendapati gangguan tidur (insomnia)
yang menimbulkan efek depresi ringan pada diri subjek. Dimana subjek mengakui
kalau dalam beberapa hari ini dirinya mengakui kalau kesulitan dalam tidur,
setiap setelah mendapati kesulitan tidur (insomnia)
subjek merasa dirinya letih dan lesu. Aktivitas subjek pun kacau, seperti
kuliahnya yang akhir akhir ini banyak absen karena akibat dari kesulitan untuk
tidur ini akhirnya subjek sulit untuk bangun pagi. Dari segi kesehatan pun juga
berdampak seperti turunnya berat badan dalam beberapa minggu serta subjek pun
diserang penyakit flu.
Adapun factor factor penyebabnya antara lain:
a. Suara atau
bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga
tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang yang takut diserang atau
dirampok, pada malam hari terbangun berkali-kali hanya suara yang halus
sekalipun.
b. Suhu udara :
Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi
dirinya. Bila suhu udara rendah memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai
pakaian tipis, insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic.
c. Tinggi suatu
daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness
(mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki gunung yang lebih dari 3500 meter
diatas permukaan air laut.
d. Penggunaan
bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia dapat terjadi karena
penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang
mengandung nikotin dan obat obat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau
yang sejenis.
e. Penyakit psikologi : Beberapa penyakit
psikologi ditandai antara lain dengan adanya insomnia seperti pada gangguan
afektif, gangguan neurotic, beberapa gangguan kepribadian, gangguan stress
pascatrauma dan lain-lain (Joewana, 2006),
Dalam hal ini , subjek mendapati penyebab
kesusahan tidur yaitu stress(penyakit psikologi), diakibatkan karena adanya
konflik internal antara si subjek dengan orang lain hingga menyebabkan si
subjek menjadi seperti sekarang ini.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com