Membangun Konsep diri dengan Pendekatan
Client Centered Terapy ( CCT)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
BAB
I
IDENTITAS
I.
IDENTIFIKASI
A. SUBYEK
Nama :
P
Jenis
Kelamin : Perempuan
Tempat
Tanggal Lahir : Kudus,1997
Umur : 20 Tahun
Anak
Ke : 1 dari 1 Bersaudara
Agama : Islam
B.
IDENTITAS KELUARGA
NAMA
|
L/P
|
UMUR
|
PEKERJAAN
|
KET
|
K
|
L
|
52
|
TNI
|
Ayah Kandung
|
M
|
P
|
47
|
-
|
Ibu Kandung
|
PP
|
P
|
20
|
Mahasiswa
|
Subyek
|
C.
GENOGRAM
BAB
II
PENGUMPULAN
DATA
A.
AGENDA
Tanggal
|
Kegiatan
|
Tempat
|
15April 2017
|
Observasi subjek saat berkumpul dengan teman
|
Kampus
|
24 April 2017
|
Observasi saat wawancara subjek untuk autoanamnesis
|
Kosan
|
37 April 2017
|
Observasi subjek saat dirumah
|
Rumah subjek
|
3 Mei 2017
|
Alloanamnesis teman dekat subjek
|
Tempat makan
|
8 Mei 2017
|
Terapi
|
Kos kosan
|
18Mei 2017
|
Terapi
|
Perpustakaan
|
II.
HASIL
PENGUMPULAN DATA
A.
Observasi
1. Observasi Penampilan fisik
Subjek adalah seorang remaja perempuan
berumur 20 th. Subjek dan memiliki kulit putih
2. Observasi Lingkungan Fisik
Subyek tinggal satu rumah bersama ayah kandung. Ayah subyek
berprofesi sebagai TNI ayahnya kerapkali berangkat pagi dan soresudah
dirumah.malamnya pergi piket jaga dan pulangnya dini hari. rumah subyek
seringkali sepi.
3.
Observasi saat wawancara
Subyek
orang yang mudah bergaul, untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan subjek mudah
untuk menjawabnya. Subyek juga dengan
tenang bercerita tentang saat menceritakan
permasalahan dalam keluarganya dan hubungan percintaanya degan kekasihnya,
walaupun seringkai terbawa oleh suasana sampai menangis.
B.
Wawancara
1. Autoanamnesa Terhadap Subyek
Dari keterangan subyek P
adalah seorang anak tunggal perempuan yang umurnya 20 tahun. Dia sekarang
tinggal bersama ayahnya. Ibunya pergi ke luar jawa tepatnya kalimantan selatan
banjarmasin .Ayahnya bekerja sebagai TNI. Jadi saat ayahnya dinas dia sendiri
di rumah, ayahnya terkadang dinas malam dan P harus dirumah sendiri saat malam
hari. Dia memelihara beberapa kucing untuk menemani kebosanaanya dan sebagai
teman bermain dirumah.
Ibunya
dikalimantan dulunya alasan menjenguk bu dhenya yang sakit dan setelah itu
pulang, dan kembali ke kalimantan lagi untuk mengurus warisan tanah dari orang
tuanya. Setelah 3 bulan disana, dia kembali lagi ke kudus dan bilang ingin
bekerja disana membuka warung makan dan
ayah P siap memodali dan memperbolehkan kerja disana. warung makan ibunya berjalan
satu bulan saja, setelah itu penghasilan sudah tidak ada, dan pulang ke kudus
lagi mencoba mengambil usaha konveksi baju yang akan dijual dikalimantan
dan dilunasi seperempat saja, setelah
itu langsung kembali ke kalimantan. Ayah P mengira sudah lunas tapi ternyata
sisa untuk melunasi konveksi bajunya di tagih sama yang jual konveksi, dan
suaminya lah yang melunasi sisanya,
sekitar 4 jutaan.
Pada
waktu itu sikap ibu P lumayan aneh dan saat dirumah, kira- kira P semseter 3,
dia pernah memergoki ibunya sedang video call dengan seorang lelaki dan posisi
ayah P sedang di rumah juga, tapi sedang mencuci montor. P tidak berani
menceritakan kepada ayahnya karena dia takut kalau ayahnya akan sedih jika
mengetahui hal itu. P berani bercerita setelah seminggu kemudian saat ibunya
sudah kembali pergi ke kalimantan. Semenjak saat itu ibunya pun tidak pulang
kerumah dan tidak ada kabarnya. Ayah dan P
sudah melakukan berbagai cara
untuk bisa mencari tahu kabar dan kondisi ibunya. Menanyai keluarganya yang
tinggal di bogor, karena semenjak ibunya jarang pulang, ibunya meninggalkan
hutang piutang, dan yang melunasinya adalah ayah P sampai menjual segala barang
– barang dirumah demi bisa melunasi hutang ibunya.bahkan ibunya juga dulu
pernah mengambil utang di koperasi simpan pinjam sekitar 20 jutaan tanpa
sepengetahuan suaminya, jadi sampai sekarang yang melunasinya adalah ayah
P. Ibunya dulu sempat dilarang bekerja
di luar jawa, disuruh menjadi ibu rumah tangga dirumah dan merawat P. Tapi
ibunya tetap memaksa bekerja di kalimantan, dan malah sekarang tanpa ada kabarnya. Keadaan P setelah di tinggal
ibunya, semua kebutuhan dan tugas rumah dia jalankan bersama ayahnya, dia yang
memasak dan membersihkan rumah,sebelum kuliah P memasak terlebih dahulu untuk
sarapan, dan nanti untuk makan siang ayahnya.
jika P sedang kuliah dan ayahnya belum berangkat dinas, ayahnya lah yang
membersihkan rumah. Semua kebutuhan dan uang perkuliahan dibiayai ayahnya,
sempat sesekali P juga membantu meringankan beban ayahnya dengan usaha sampingan
kecil – kecilan.
P
adalah orang yang sayang sama orang tuanya, terkadang juga saat sedih dia teringat ibunya, sempat
dia mencari tahu keberadaan ibunya dengan pergi
ke orang pintar dan ternyata kabarnya, ibunya sudah menikah siri di
kalimantan dan sudah lupa dengan keluarganya yang disini. P sampai menangis dan
tidak bisa membendung kesedihanya, dia mencoba tetap tegar tapi terkadang dia
sedih saat melihat ayahnya yang sangat kuat menerima kenyataan bahwa istrinya
sudah menikah di sana. Kesedihan P tambah memuncak saat hubunganya dengan
pacarnya yang juga tertimpa masalah.
Hubungan
yang sudah lama dijalin tiba – tiba bermasalah karena kabar ibunya yang menikah
di sana, sempat terdengar kabar itu di telinga orang tua pacarnya. Ibu
pacar P sempat melarang dan kurang
merestui jika P harus berhubungan dengan anaknya. Karena orangtuanya berfikir
jika sikap P nantinya tak jauh beda dengan ibunya. P sempat sedih dan
hubungannya mulai renggang dengan pacarnya karena juga pacar P sempat ingin
dijodohkan dengan perempuan pilihan ibunya. Dari waktu ke waktu P sangat sedih
dan merasa masalah dalam hidunya sangatlah berat. P sangat menumpu bebannya
selain kepada ayahnya, kepada pacarnya lah, karena selain rumahnya dekat dan
dia satu – satu orang setelah ayahnya yang bisa mengerti keadaan P. Sekarang
ini P menjalani hidup dengan semampunya dan sekuatnya. Menjelang puasa dan
lebaran tahun ini Ayahnya sempat bilang
kepada P “ jika ibumu tidak pulang dan benar – benar lupa, ya sudah anggaplah
kamu sudah hidup tanpa seorang ibu”. P menangis dan berusaha ikhlas menerima
keadaanya sekarang ini walaupun sesekali dia harus ingat bahwa bagaimanapun
ibunya adalah orang yang pernah melahirkanya ke dunia jadi dia harus tetap
mendoakan yang terbaik buwat ibunya. Ketakutan terbesar P saat ini bukanlah
pada kehilangan sosok ibunya di sampingnya melainkan seorang ayahnya yang
selalu menemaninya setiap hari, dia sangat takut jika dia bertambah dewasa, mau
tidak mau harus melanjutkan hidup kedepanya untuk menikah dan bekerja. Sekarang
ini Ayahnya yang sudah menginjak umur kepala 5 dan siap untuk masa pensiun. P
sangat khawatir jika dia tidak bisa selalu menemani ayahnya, siapa yang akan
mengurusnya entah itu memasak atau membantunya.walaupun dia masih sanggup untuk
bersama ayahnya tapi P takut dengan kesibukan – kesibukan yang bakal dihadapi
kedepanya. Harapan P saat ini hanyalah bisa membahagiakann ayahnya dan bisa
selalu menemani ayahnya.
2.
Alloanamnesa Teman dekat subjek
Teman
subjek mengaku lumayan mengetahui permasalahan yang dihadapi subjek,mulia dari
kehidupan keluarganya yang ibunya
pergimeninggalkan dirinya, dan keadaan subjekekarang yang tinggal bersama
ayahnya . menurutnya subjek adalah orang yang cukup kuat dalam menanggung
permasalahan seberat ini, dan bahkan dengan hubungannya dengan kekasihnya,
subjek sering curhat tentang hubunganya, saat sedang ada masalah atau
sebagainya.
BAB III
PERMASALAHAN
a. Kondisi Kognitif
Tidak ada yang salah
dengan kognitif subjek, dalam berfikirpun dia masih rasional.Saat perkuliahan
juga subjek tidak mengalami maslah dalam berkonsetrasi maupun kesulitan dalam
belajar.
b. Kondisi Fisik
Tidak ada hal yang janggal dari fisik subyek, subyek
mempunyai fisik yang berfungsi normal seperti biasanya.
c.
Kondisi Sosial
Subjek anak yang ramah
danmudah bergaul dalam lingkunganya, karena pembawanya yang humoris dia mudah
sekali bergaul dengan teman – teman sebayanya.
BAB IV
LANDASAN TEORI
A. KONSEP
DIRI
1.
Pengertian
Konsep Diri
Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan
lainnya, melalui interaksi yang bebas dengan meberikan stimulus dan respon. Hal
ini akan menimbulkan tanggapan tentang bagaimana orang itu berperilaku, dan
menilainya tidak lepas dari persepsi terhadap diri sendiri, yang kemudian
sampailah pada gambaran dan penilaian pada diri sendiriKonsepsi-konsepsi
manusia mengenani dirinya sendiri mempengaruhi pilihan tingkah laku dan
pengharapannya dalam hidup ini. Cawagas dalam Pudjijogyanti (1995:2)
berpendapat bahwa konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang
dimensi fisik, karakteristik, pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian maupun
kegagalannya. Cara pandang individu yang meliputi banyak hal yang ada dalam
diri individu tersebut berkaitan dengan fisik, psikis maupun kemampuan individu
dalam bidang sosial serta harapan harapan individu yang muncul berdasarkan
penilaian individu tersebut untuk mewujudkan harapan yang dimilikinya.
Senada
seperti yang dikemukakan oleh Candless dalam Pudjijogyanti (1995:7)
mendefinisikan bahwa konsep diri merupakan seperangkat harapan serta penilaian
perilaku yang merujuk pada harapan-harapan tersebut. Adapun Brooks dalam Ratnaningsih (2002:11)
menyebutkan bahwa konsep diri merupakan pandangan dan perasaan dari diri kita.
Perasaan ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas konsep diri adalah pandangan menyeluruh tentang diri
sendiri baik mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip
hidup, moralitas, kelemahan dan potensinya yang terbentuk dari pengalaman dan
interaksinya dengan orang lain, yang
dapat membantu seseorang atau individu dalam mengaktualisasikan diri
secara bebas dan bertanggungjawab dalam mencapai suatu tujuan seperti apa yang
diharapkan.
2.
Komponen Konsep Diri
Menurut Rakhmat (1996) pada dasarnya konsep diri memiliki tiga
komponen yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komponen perseptual, yang sering disebut konsep diri fisik
yaitu citra yang dimiliki seseorang terhadap penampilan jasmaniahnya dan kesan
yang ditimbulkannya terhadap orang lain.
b. Komponen konseptual, yaitu kemampuan konsepsi seseorang tentang
ciri-ciri khusus, kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang hari depannya
dan sebagainya. Hal ini disebut konsep diri psikologis.
3.
Jenis-jenis
Konsep Diri
Menurut James (1995) bahwa konsep diri
yang positif adalah pandangan individu tentang dirinya yang bersifat positif,
dimana individu menerima tentang kelebihan dan kekurangannya.
Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif adalah :
a.
Dapat
menerima dan mengenal dirinya dengan baik
b.
Dapat
menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi yang positif
maupun yang egatif. Jadi mereka dapat memahami dan menerima fakta
bermacam-macam tentang dirinya
c.
Dapat
menyerap pengalaman mentalnya
d.
Apabila
mereka memiliki pengharapan selalu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan
realistis
e.
Selalu memiliki ide yang diberikan pada
kehidupannya dan bagaimana seharusnya dirinya mendekati dunia.
f.
Individu menyadari bahwa setiap oang memiliki
perasan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat.
Menurut Rakhmat (1996) menerangkan bahwa ciri orang yang memiliki
konsep diri negatif adalah :
a.
individu
mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya
b.
Individu responsif sekali
terhadap pujian yang diberikan oleh orang lain kepadanya.
c.
Individu tidak pandai dan
tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan yang
dimiliki orang lain.
d.
Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi,
keengganan bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.
BAB V
DIAGNOSIS
A. DIAGNOSIS
Berdasarkan
dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh yang menjadi penyebab
permasalahan subjek belum bisa terselesaikan adalah individu tidak paham dengan
kapasitas dirinya tentang apa yang harus dilakukan kedapnya dan tidak adanya
konsep diri dalam dirinya.
Dilihat
dari masalah yang dihadapi subjek , maka dapat digunakan suatu konseling
individu atau client centered terapy untuk memberikan pengertian atau juga untuk
memberikan subjek
insight dan mindset baru.
B. CLIENT CENTERED TERAPY
1.
Pengertian Teori
Berpusat pada klien ( Client-Centered)
Client-Centered
Therapy sering juga sering disebut psikoterapi non directive yaitu suatu meode
perwatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan
klien, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang
ideal) dengan acual self (diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya)
2.
Sejarah Teori Terapi
Berpusat pada Klien (Client-Centered)
Teori person-centered
dikembangkan oleh Dr. Carl Rogers (1902-1987) pada tahun 1940-an. Pada awal
perkembangannya Carl roger menamakan non-directive counseling sebagai reaksi
kontra terhadap teori psikoanalisis yang bersifat direktif tradisional.
Karena luasnya area
aplikasi dan pengaruh teori ini terutama pada isu – isu kekuasaan dan politik,
yaitu tentang bagaimana manusia mendapatkan, memiliki, membagi atau menyerahkan
kekuasan dan control atas orang lain dan atas dirinya, makateori ini lebih
dikenal sebagai teori yang berpusat pada manusia atau klien (Client-Centered)
3.
Konsep Dasar
Teori person-centered
dibangun atas dua hipotesis dasar, yaitu :
a. Setiap orang memiliki kapasitas untuk memahami
keadaan yang menyebabkan ketidakbahagiaan dan mengatur kembali kehidupannya
menjadi lebih baik
b. Kemampuan seseorang untuk
menghadapi keadaan ini dapat terjadi dan ditingkatkan jika konselor menciptakan
kehangatan, penerimaan, dan dapat memahami relasi (proses konseling) yang
sedang dibangun.
4.
Tujuan Konseling
Konseling person
centered bertujuan membantu konseli menemukan konsep dirinya yang lebih positif
lewat komunikasi konseling, di mana konselor mendudukkan konseli sebagai orang
yang berharga, orang yang penting, dan orang yang memiliki potensi positif
dengan penerimaan tanpa syarat, yaitu menerima konseli apa adanya.
5.
Peran dan
Fungsi Konselor
Kemampuan konselor
dalam membangun hubungan interpersonal dalam proses komunikasi konseling
merupakan elemen kunci keberhasilan konseling. Dalam proses konseling, konselor
berperan mempertahankan tiga kondisi inti yang menghadirkan iklim kondusif
untuk mendorong terjadinya perubahan terapeutik dan perkembangan konseli.
6.
Teknik Terapi
Tidak ada metode
atau teknik yang spesifik. Karena Client-Centered
Therapy menitikberatkan pada sikap-sikap terapis. Namun ada beberapa teknik
dasar yang harus dimiliki terapis yaitu mendengarkan klien secara aktif,
merefleksikan perasaan klien, dan kemudian menjelaskannya (Corsini &
Wedding, 2011).
Penekanan
teknik-teknik dalam pendekatan ini adalah pada kepribadian,
keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap terapis, serta hubungannya dengan
terapeutik. Dalam kerangka client centered, “teknik-teknik”nya adalah
pengungkapan dan pengkomunikasian penerimaan, respek dan pengertian serta
berbagi upaya dengan client dalam mengembangkan kerangka acuan internal dengan
memikirkan, merasakan dan mengeksplorasi. Periode-periode Perkembangan Terapi
Client Centered Hart (1970) membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga
periode yakni :
·
periode
1 (1940-1950) : Psikoterapi nondirektif, dimana menekankan penciptaan iklim
permisif dan nondirektif. Penerimaan dan klarifikasi sebagai tekniknya.
·
Periode
2 (1950-1957) : Psikoterapi reflektif. Terapis merefleksikan perasaan-perasaan
client dan menghindari ancaman dalam hubungannya dengan dengan client. Client
diharapkan mampu mengembangkan keselarasan antara konsep diri dan konsep diri
ideal.
·
Periode
3 (1957-1970); Terapi eksperiensial. Tingkah laku yang luas terapis yang
mengungkapkan sikap-sikap dsarnya menandai pendekatan ini. Terapis difokuskan
pada apa yang sedang dialami client dan pengungkapan oleh terapis. Sejak tiga
pulu tahun terakhir, terapi client centered telah bergeser ke arah lebih banyak
membawa kepribadian terapis dalam proses terapeutik.
7.
Proses
dan Aplikasi
Wawancara
awal digunakan untuk: 1) menjelaskan apa yang akan dilakukan terapi &
apa yang diharapkan dari klien, kontrak terapeutik (tujuan, harapan, kapan, dimana,
lama, keterbatasan, dll); 2) mengetahuai apa yang menjadi masalah klien, lalu
untuk sampai pada diagnosis, selanjutnya menentukan apakah klien dapat diobati
apa tidak(Natiello, 1994). Terapis bersama klien mengkaji &
mendiskusikan apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung, dan
dapat di aplikasi pada kehidupan sehari-hari. Terapi dapat berakhir jika tujuan
telah tercapai, klien tidak melanjutkan lagi, atau terapis tidak dapat lagi
menolong kliennya (merujuk ke ahli lain).
Paradigma tradisional
(CCT) menegaskan bahwa perubahan adalah bagian dari “menggali” perasaan atau
pengalaman yang mendistorsi konsep diri, sehingga menyebabkan kecemasan.
Mekanisme terapeutik berlandaskan hubungan aku-kamu, atau hubungan pribadi ke
pribadi dalam keamanan dan penerimaan yang mendorong klien menanggalkan
pertahanan-pertahanannya serta menerima dan mengintegrasikan aspek-aspek sistem
dirinya yang sebelumnya diingkari atau didistorsi. (Zimring, 2000).
Terapis harus
berasumsi bahwa terapi umumnya berlaku untuk siapa pun, terlepas dari label
diagnostik, bertumpu pada keyakinan bahwa orang itu mempunyai ekspresi diri
antara diri dan gangguan, diri dan lingkungan. (Mearns, 2003; Rogers, 1951).
Pendekatan ini menggunakan teknik dasar mencakup mendengarkan aktif,
merefleksikan perasaan-perasaan; menjelaskan, dan “hadir” bagi klien, namun
tidak memasukkan pengetesan diagnostik, penafsiran, kasus sejarah, dan bertanya
atau menggali informasi
3.
Keterkaitan
Penggunaan Pendekatan Client Centered dengan Perubahan Konsep diri
Client centered adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara
berdialog antara konselor dengan konseli, agar tercapai gambaran yang serasi
antara ideal self (diri konseli yang ideal) dengan actual self (diri
konseli sesuai dengan kenyataan sebenarnya). Jadi, ketika seoraang individu
faham dan mengerti akan dirinya yang sebenarnya dengan apa yang menjadi apa
yang diharapkannya akan semakin mudah ia memiliki konsep diri yang baik. Karena
konsep diri itu sendiri adalah bagaimana si individu mengenal dirinya baik dari
aspek fisik, psikis maupun kemampuan yang lainnya.
Salah satu dari 3 pokok kepribadian menurut Rogers adalah self
yang itu nama lain dari konsep diri.
Menurut Rogers (dalam sukardi: 2002) menyatakan bahwa Self
merupakan bagian yang terpisah dari medan phenomenal, yang berisi pola
pengamatan dan penilaian yang sadar dari subjek.Dari pengalaman-pengalaman,
seseorang akan dapat membentuk pola pengamatan dan penilaian terhadap diri
sendiri secara sadar,baik orang tersebut sebagai subjek maupun sebagai
objek.Self ini dinamakan juga Self-Concept (Konsep Diri).
.
BAB VI
PROSEDUR
TERAPI
Pada kasus ini peneliti
menggunakan model Client Centered Terapy. Peneliti menggunakan model terapi tersebut
karena pendekatan ini difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan
subjek untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh oleh
dirinya sendiri. sehingga membantu subjek membangun konsep diri dalam dirinya agar subjek mampu
mengentaskan masalahnya sendiri dan mengarahkan dengan jelas tujuan hidupnya. Adapun prosedur terapi yang
akan dilaksanakan meliputi 3 sesi,
adalah sebagai berikut
Prosedur
Terapi
- Sesi 1 :
Membangun Raport,Asesmen dan diagnosa Awal
Dalam
sesi ini, peneliti melakukan :
·
Membangun Raport dan Asesmen
analisa gejala, untuk merumuskan diagnosa awal mengenai gangguan yang dialami.
·
Memahami masalah dan
menggali informasi dari subjek
·
Menjelaskan kepada subjek
fokus masalah dan situasi kondisi yang sedang dihadapi.
2.
Sesi
II : Mengarahkan, membuka wawasan baru
Dalam sesi ini ,
penelitimelakuka :
·
Mengarahkan subjek dalam mengentaskan
masalahnya dengan efektif
·
Membuka wawasan dan
pikiran pikiran subjek yang sempit sehingga memperoleh pemahaman baruyang lebih
positif.
3.
Sesi
III : Mendorong subjek mencari solusi yang tepat, menguatkan dan mengarahkan keputusan
subjek
Dalam
sesi ini , peneliti nmelakukan :
·
Mendorong subjek menacri
solusiyang tepat dalam mengentaskan masalahnya
·
Menguatkan keputusan
subjek yang dilakukan ,mengarahkan serta memberi semangat.
SESI
1
PELAKSANAAN
TERAPI
I
Nama subjek :
PP
Hari /Tanggal :
24 Apri 2017
Lokasi :
Kos kosan
Tujuan
Sesi 1 : Membangun Raport,Asesmen dan diagnosa Awal
|
Pertanyaan
dan jawaban
|
Sbjk
|
monika.. aku boleh bercerita? ( dengan menunjukan wajah sedih )
|
Kons
|
Iya, bagaimana P? Ceritakan saja apa yang ingin kamu
ceritakan,
|
Sbjk
|
Entah bagaimana aku memulai cerita, ini masalah
keluarga saya, selama ini saya hanya memendam tapi mungkin saya sudah lelah
dan butuh teman untuk bercerita,, jadi gini permasalahan ini sudah lama aku
alami, tapi akhir – akhir ini aku terbayang terus, mamah saya sudah lama
pergi meninggalkan kelurga saya, ayah dan saya sendiri dirumah, beliau pergi tanpa
membawa kabar sekarang, tetapi akhir – akhir ini meninggalkan banyak hutang
yang harus dilunasi ayah saya. Sedikit demi sedikit hutang mulai dilunasi
ayah saya.
|
Kons
|
Kamu sudah mencoba mencari informasi dari kerabat
dekat dimana keberadaan ibu kamu?
|
sbjk
|
Sudah, saya dan ayah sempat pergi ke rumah kerabat
mamah saya tapi juga nihil tidak ada info tentang mamah saya.
|
Kons.
|
Terakhir ibu kamu pulang dan memberi kabar kapan?
|
Sbjk
|
Terakhir paskuliah semester 3, sempat pulang ke
rumah, dirumah pun jarang melakukan aktifitas, saya pernah memergoki mamah
saya sedang video call denga lelaki lain tapi kau tidak berani mengadukannya
ke ayah.dan setelah beberapaa minggu dirumah, mamah saya kembali ke
kalimantan dan sampai sekarang tanpa kabar.
|
kons
|
Apakah kamu mempunyai prasangka dengan adanya
kepergian ibu kamu?
|
sbjk
|
Ya, sempat aku curiga, apakah benar –benar mamah
saya bekerja disana atau apa.. dengan pergi dan tanpakabar sama sekali, dan
juga ternyata sempat meminjam uang di koperasi, yang akhirnya ayah saya yang
membayarnya dengan mengangsur tiap bulanya. Ayah dan saya memberanikan diri
pergi ke orang yang mungkin dianggap pintar, dan hasilnya menyatakan bhawa
mamah saya sudah kena gendam dan menikah dengan orang disana.
|
kons
|
Sekarang, bagaimana setelah kamu menetahui hal
tersebut?
|
Sbjk
|
Sempat merasa sedih mengetahui hal tersebut,tapi yah
bagaimana sudah seperti ini keadaanya. Tapi sekarang saya mencoba fokus
denganayah saya saja, yang sedari kecil selaluada buat saya, tapi yang saya
takutkan dalam masalah ini bukanlah sebuah keberadaan mamah saya, tapi ayah
saya, saya takut meniggalkan ayah saya mau tidak mau harus melanjutkan hidup
kedepanya untuk menikah dan bekerja. Sekarang ini Ayah sudah menginjak umur kepala 5 dan siap
untuk masa pensiun. Saya sangat khawatir jika tidak bisa selalu menemani ayah
siapa yang akan mengurusnya entah itu memasak atau membantunya.
|
kons
|
Iyah, terus bagaimana langkah kedepanya yang mau
kamu ambil?
|
sbj
|
Saya masih bingung, sekarang ini juga masalah
hubungan saya dengan pacar saya semakin sulit. Ibunya kurang merestui
hubungan kami,karena ibunya berfikirkalau nanti saya juga perilakunya tidak
jauh beda dengan mamah saya. Sempat pacar saya ingin dijodohkan dengan
perempuan lain, tapi dia lebih memilih saya. Saya sempat kaget mendengar akan
hal tersebut. Saya berusaha keras untuk membuat pacar saya menjelaskan kepada
ibunya. Tapi sampai sekarangpun hubungan kita backstreet.karena tumpua hidup
saya saat ini selain kepada ayah saya, adalah pacar saya ini. Rumah dia dekat
jadi kalau ada apa –apa saya mudah untuk melihat keadaan rumah juga. Selain
itu juga saya sudah pacran sangat lama dengan dia..
|
kons
|
Terus bagaimana sekarang pacar kamu dengan hubungan
kalian yang seperti ini? Apakah mungkin kalian akan selamanya menjalin
hubungan secara backstreet?
|
sbjk
|
Iyah, sekarang inilah titik permasalahan saya , saya
bingung harus melakukan apa, kalau saya putus saya takut kehilangan dia,
karena kita pacaran sudah sangat lama, dan juga saya sudah menaruh harapan
penuh kepadanya. Tapi kalau masih saya lanjut, saya bingung bakal ngapain
sedangkan ibunnya kurang setuju, dan langkah kita saat ini hanyalah
backstreet saja. Saya sangat sedih, saya juga ingin menjalani hubungan
sebagai normalnya orang lain.
|
kons
|
Ok,jadi gini p, saya juga mengerti kalau kamu saat
ini bingung apa yang akan kamu lakukan kedepanya, saya akan mencoba
memberikan kamu arahan dan pengertian tapi dari kamu juga ada kemauan untuk
berubah menjadi pribadi yang lebih positif agar bisa menyelesaikan masalah
kamu sendiri. Tapi saya tidak mungkin
langsung memberikan kamu saran sekarang karena pertama, kamu sudah terlalu
banyak energi yang kamu keluarkan hari ini.. kamu coba renungkan dulu tujuan
dekat kamu ini apa.. setelah itu kamu bisa ceritakan lagi kepada saya, saya
akan mencoba semampunya membantu kamu.
|
sbjk
|
Iyah, mon alhamdulillah saya lega, setelah
bercerita.. iyah saya akan coba renungkan tujuan terdekat saya kali ini apa..
kapan – kapan kita akan sambung lagi ceritanya,
|
PELAKSANAAN
TERAPI
II
Nama subjek : PP
Hari /Tanggal :
8 Mei 2017
Lokasi :
Kos kosan
Tujuan
Sesi II : Mengarahkan,
membuka wawasan baru
|
Pertanyaan
dan jawaban
|
Kons
|
P, gimana soal pr yang saya berikan kepada mu? Soal
tujuan tedekat kamu sekarang?
|
Sbjk
|
Iyah.. sekarang aku fokus dulu dengan ayah saya,
membantu menvari penghaislan sedikit demi sedikit untuk meringankan biaya
kuliah saya.
|
Kons
|
Iyah,alhamdulillah kalau begitu.. terus apakah kamu
usdah mencari jalan keluar soal ketakutan kamu yang menghantui dari dulu kalau
kamu takut meninggalkan ayah kamu?
|
sbjk
|
Masih belum ada gambaran untuk itu..
|
Kons.
|
Oke gini yah P kan satu satunya anak tunggal, dan
kamu sedari kecil sudah dekat dengan ayah kamu, sekarang ini kamu juga sudah
tidak bersama ibu kamu.ayah kamu pun sudah mencoba untuk mengikhlaskan keberadaan
ibu kamu, jadi sekarang kamu juga harus bisa berfikir ayah kamu dari dulu
selalu ada buwat kamu menemani kamu, tapi saat dewasa kamu takut tidak bisa
menemani ayah kamu? Kenapa itu menjadikan suatu permasalahan besar bagi kamu..
ayah kamu yang dari dulu dengan ikhlas seperti itu tanpa meganggap itu suatu
permasalahan. Benar itu suatu ketakutan kamu tapi apakah itu bisa menjadi
halangan kamu untuk membahagiakan ayah kamu?
|
sbjk
|
Iyah memang yang saya takutkan selama ini itu, bukan
untuk menjadikanya suatu pertimbangan. Cuman saya tidak mau mengecewakan ayah
saya kalau saya tidak bisa sepenuhnya bersamanya. Oke sekarang aku faham.
Bagaimana kalau menurut kamu saya nanti waktu menikah suami saya tidak mau
tinggal di rumah saya bersama ayah saya? ( sambil menangis sesegukan )
|
kons
|
Gini P untuk menikah dan proses tinggal dimana
kalian nanti, jauh jauh hari saat sedang menjalin hubungan kalian sering
seringlah membicarakan topik ini, jika dia mencintai mu pasti dia juga akan
mencoba mencintai keluarga kmau. Bukan untuk bertindak egois tapi mencoba
untuk menselaraskan agar adil.
|
Sbjk
|
Iyah, untuk hal ini akan saya usahakan berbicara
dengan pacar saya nantinya, walaupun rumah kita dekat.
|
kons
|
Iyah cobalah, sekarang kamu harus bisa berfikir
lebih dewasa dan cobalah untuk mengenali dirimu dulu.dengan kamu mengetahui
kelebihan kekurangan dan kemampuan kamu kamu semakin mudah untuk melakukan
apa yang seharusnya akan kamu lakukan.
|
sbj
|
Iyah terimakasih atas saranya, sekarang saya luamyan
mendapat pandangan karena selama ini saya masih nggrambyang apa yang akan
saya tempuh kedepanya dan yang ada hanya ketakutan saja.
|
kons
|
Iyah sama – sama saya kira sampai sini saja dulu,
untuk permasalahan lainya seperti hubunganmu dengan pacar kamu, kita
lanjutkan besok saja.
|
PELAKSANAAN
TERAPI
II
Nama subjek : PP
Hari /Tanggal : 11 Mei 2017
Lokasi : kampus
Tujuan
Sesi II : Mengarahkan,
membuka wawasan baru
|
Pertanyaan
dan jawaban
|
Sbjk
|
Ehm boleh cerita lagi ? soal yang kemaren belum
selesai
|
Kons
|
Iyah gimana kita ke perpus saja yang sepi
|
sbjk
|
Gini, kemarin saya kan waktu diajak pergi nonton,
waktu film sedang diputar pacar saya sedang ditelpon ibunya, dan dia menjawab
kalau pergi jalan sama temantidak bilang kalau lagi pergi sama saya, jadi
saya tanya kenapa tidak jujur sja lagi sama saya. dia takut sma ibunya,
karena ibunya galak. Saya mencoba membujuk agar dia bilang sama ibunya, tapi
dia hanya iya iyah nanti saya akan usahakan bilang.
|
sbjk
|
Persoalan – persoalan kecil seperti itulah yang
sering memivu perkelahian. Sempat kami bertengkar, tapi sebenarnya saya cuman
ingin kalau kita bisa gamblang ke orang tuanya kalau kami ingin mendapatkan
restunya. Memang banyak perbedaan dari kita ekonomi juga, misal saat saya
sedangjalan bareng ada teman –temanya juga, percakapan mereka seolah – olah
menyudutkan saya dengan ekonomi saya. saya sampai kalut terkadang menangis,
sempat waktu itu saya sampai jalan dari alun – alaun sampai kaliputu malam hari.saya
juga lelah semua yang tampak ada usaha adalah saya. tapi saya tidak mau putus
sama dia, saya sangat cinta sama dia, dan kami pacaran sudah sangat lama.
|
kons
|
Iyah P saya juga pun sudah tau kalian pacaran sudah
sangat lama. Maaf saya mau tanya dan mohon kamu jawab jujur yah,, bukanya
lancang, mungkin saya akan memahami kamu, tapi belmu tentu orang yang kurang
mengenal kamu, mereka pasti berpresepsi jika kamu sudah sangat lama pacaran
dan kamu tidak ingin meninggalkan dia pasti ada “konotasi jelek” kan? dan
juga kamu sekarang tidak ada bimbingan dari seorang ibu, Kamu pasti paham maksud saya?
|
Sbjk
|
Iyah,,,(menangis dengan menunduk sambil mengusap air
mata)
Aku faham, tapi sumpah saya tidak pernah akan
melakukan itu, saya juga kalau pergi sama dia, sering di pesani sama tante
saya, tante saya juga pernah bilang “ nduk, kamu sudah tak anggep anaku, tapi
kamu kan gk mungkin tak kontrol setiap hari,aku juga kamu sudah dewasa, kalau
pacaran yang wajar yah,, kasihan bapak kalau kamu juga aneh – aneh, inget yah
nduk?
|
kons
|
Iyah sekarang kamu tau kan ... sekarang, kamu coba
fikirkan jika kamu ingin hubungan kalian berlanjut, carilah cara supaya
kalian saling mengerti apa yang harus dilakukan?
|
sbj
|
Bagaimana kalausaya coba untuk mengasih waktu buwat
aku dan dia saling instrospeksi dan berfikir kita harus seperti apa, dan
bagaimana kedepanya.
|
kons
|
Iyah, dicoba dulu P..
|
PELAKSANAAN
TERAPI
III
Nama subjek : PP
Hari /Tanggal : 18 Mei 2017
Lokasi : Perpustakaan
Tujuan
Sesi III : Mendorong subjek mencari solusi yang
tepat, menguatkan dan mengarahkan keputusan subjek
|
Pertanyaan
dan jawaban
|
kons
|
P, gimana perkembangan yang ada saat ini?
|
sbjk
|
Oke gini yah mon, soal ayahkuaku sudah bicara sama
ayah, aku sudah komitmen pada diriku sendiri, kalau aku gk bakal ninggalin
ayahku dalam keadaan apapun.dan terkait sama pacar aku, aku masih tetap
mempertahankan hubungan kami, dan aku sudah mulai sadar, sekarang aku sudah
tidak seperti dulu, yang apa – apa harus saya dulu, dan dulu saya masih
kurang tegas dengan dia. Aku sekarang let it flow saja menjalani hubungan
ini, terkait restu dari ibunya saya penting sudah mencoba, sekarang kalo lagi
jalan ibunya sudah tidak ngomel kaya dulu. Dan untuk pacar saya pun setelah
selang kejadian saya bertengkar, dia mulai instrospeksi diri dan mulaiusaha
jualan jamur.
|
kons
|
Iyah,, untuk saat ini kamu sudah mulai tau kan
kedepanya kamu harus melakukan apa?
|
sbjk
|
Iya isyaallah saya bisa memilih apa yang tepat buwat
saya, mungkin benar saya yang terlalu berlebihan kepadanya, karena saya
terlalu menaruh harapan penuh dengan dia. Saya mungkin akan bertindak
sewajarnya. Saya juga sudah membuat
komitmen dengan dia agar dia juga bisa berubah untuk lebih menghargai saya. Jadi
untuk sekarang saya mulai biasa saja tidak terlalu berlebihan. Pacar saya pun
juga mulai mencoba menjadi yang lebih menghargai saya.ayah saya pun cukup
mendukung keputusan saya ini.
|
kons
|
Oke P jika kamu dan pacar kamu berniat serius dan
saling mencoba instrospeksi diri sendiri, apa renacana kedepanmu saat ini?
|
Sbjk
|
Saya mencoba bersilaturahmi ke pada ibunya pas waktu
lebaran nanti, itu adalah tawaran pacar saya.
|
kons
|
Iyah, mulai sekarang cobalah berfikir matang –
matang apa yang akan kamu lakukan. Kemarin sebagai contoh dan pengalaman.
Untuk kedepanya semoga kamu bisa berbuat dan berfikir jangan hanya dari sudut
pandang kamu saja,
|
sbj
|
Iya makasih,, bismillah saya semoga kedepanya bisa
menjalaninya dengan baik. Sesuai dengan harapan
|
*Konseling akan
dilanjutkan jika konseli memerlukan konseling lanjutan (atas dasar permintaan
konseli, agar konseli tidak tergantung pada konselor).
BAB VII
HASIL
1. HASIL SESI I
Terjalin
hubungan yang akrab dalam proseskonseling kedepanya agar konseli lebih bisa
menggali lebih dalam informasi pada subjek, dan akhirnya Subjek mulai menaruh kepercayaan kepada konseli atas
semua permasalahan dalam hidupnya.subjekmenceritakan pokok permasalahan yang
dihadapinya selama ini.
2. HASIL SESI II
Pertemuan
I
Subjek
menceritakan masalahnya terkait ketakutan dan kekhawatiranya yang selama ini
dihadapinya adalah jika tidak bisa selalu menemani ayahnya saat mulai tumbuh
dewasa seperti bekerja dan menikah. Konseli mengarahkan subjek untuk mencoba
membuka fikiranya, untuk mengingat pengalaman, jika ayahnya sedari kecil dengan
ikhlas menjaganya tanpa ada rasa takut meninggalkanya, kenapa harus subjek
menaruh kekhawatiran yang tidak mungkin. Subjek kembali diberikan sugesti
positif untuk mengarahkan subjek untuk mengentaskan masalah yang dihadapinya.
Pertemuan
II
Dari
permasalahan takut meninggalkan ayahnya kemarin menjadi titik point dari
hubungan dengan pacarnya. Hubunganya dengan pacarnya yang selama ini backstreet
tanpa direstui ibu dari pacarnya lah juga yang menjadi salah satu ketakutan
subjek lagi. Selama ini subjek bingung untuk berbuat apa, konseli memberikan
sugesti dan penguatan positif agar subjek kembali berfikir apa langkah
selanjutnya yang harus dilakukan jika terjadi hal semacam itu. Konseli
mengarahkan untuk mencoba saling instrokspeksi diri dari hubungan mereka.
Subjek memberikan respon iyah. Subjek diberikan sugesti “ jika menjalani
hubungan seperti ini akan sampai kapan kalian seperti ini’’. Subjek diberikan
waktu beberapa hari untuk berfikir matang – matang dan langkah seperti apa yang
harus ditempuh. Dalam selnag waktutersebut subjek diminta untuk break sejenak
dengan pacarnya dan saling untuk instrospeksi diri.
3. HASIL SESI 3
Setelah
diberikan selang wkatu yang lama, subjek mulai memantapkan komitmen untuk
melanjutkan hubunganya dengan pacarnya lagi. Subjek mulai sedikit ada
perkembangan yaitu mulai mencoba untuk menjadi tegas dan tidak terlalu berlebihan
dalam hubunganya. Untuk restu dari ibunya, seperti pergi ijin bertemu, dan
bahkan berniat untuk silaturami nantinya. Dari keternangan subjek, pacarnya pun
juga sudah ada niatan untuk membuat usaha kecil – kecilan jualan jamur. Konseli
menguatkan keputusan subjek, jika memang itu yang mantap jadi pilihanya,
mulailah untuk berfikir menjadi dewasa, bertindak dan lebih mengenal diri
subjek sendiri.
KENDALA SAAT TERAPI
Terapi kali ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, yakni hanya
kurang lebih satu bulan Dalam rentang
waktu tersebut, beberapa kendala dalam melaksanakan diantaranyaadalah
menyesuaikan waktu antara subjek dengan konseli. Kondisi emosi yang
terkadang kurang stabil atau faktor lain yang terkadang harus membuat hari
pengganti dalam proses terapi.
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com