Demo Buruh
Kalbar Berkutat soal PHK, Cabut Pernyataan
Ketua Kadin
Kalbar
Hari
Buruh sedunia diperingati para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat
Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kalbar dengan unjuk rasa santun dan tertib di
gedung DPRD Kalbar, Selasa (1/5). Seratusan buruh yang mengusung puluhan
bendera dan spanduk serta pamflet berisikan tuntutan serta desakan terhadap
Pemprov dan DPRD Kalbar tentang perbaikan nasib mereka. Sementara Ketua Kadinda
Kalbar, pengusaha Budiono Tan, dan beberapa perusahaan dikecam para buruh.
Tidak
jelas bagaimana bentuk tuntutan serta pernyataan para buruh anggota KSBSI
tersebut, namun mereka ingin kejelasan bagaimana soal PHK para buruh
pertambangan di Kalbar.
PHK buruh
Sementara
itu problem yang paling sering dihadapi buruh industri adalah PHK tanpa
pesangon akibat perusahaan mengabaikan kewajibannya. Karena itu KSBSI Kalbar
mendesak penuntasan kasus-kasus PHK dan ketenagakerjaan yang masih menggantung,
seperti dilakukan Benua Indah Group dan Wana Bhakti Agung. Aksi para buruh di
gedung dewan itu disambut Sekretaris Komisi D DPRD Kalbar Andry Hudaya Wijaya SH
MH.
banyak
ketidaklogisan dalam masalah perburuhan di provinsi ini. “Misalnya saja di
Kabupaten Ketapang, ada pengusaha kaya Budiono Tan yang dihormati penguasa,
tetapi masih berutang kepada petani Rp 25 miliar,” ungkap politisi daerah
pemilihan Ketapang-KKU ini. Boediono Tan merupakan pemilik Benua Indah Grup
yang masih harus menanggung masalah perburuhan di sektor perkebunan dan
industri sawit di Kabupaten Ketapang. Masalah itu baru satu dari sekian banyak
problem buruh di Indonesia, khususnya Kalbar.
Analisis
Kasus
Kasus ini membahas mengenai aksi demo yang dilakukan buruh di kalimantan
barat. Aksi dilakukan karena buruh ingin mencabut tuntutan ketua kadin atas
pernyataan tetang keputusan hubungan kerja (PHK) kepada ribuan buruh
pertambnagan. Para buruh jugan ingin pembubaran serikat buruh di hentikan
Berdasarkan
teori dasar motivasi hierarki kebutuhan oleh abraham masslow yaitu yang
merupakan teori motivasi ada 5 macam kebutuhan : fisiologis, keamanan, sosial,
penghargaan dan aktualisasi diri. Para pekerja tidak dapat memenuhi 5 kebutuhan
dasar tersebut dikarenakan ada pemutusan hubungan kerja, salah satu kebutuhan
adalah fisiologi yang berupa kebutuhan pangan, sandang dan papan. Dengan
diberhentikanya para buruh membuat mereka tidak mendapatkan uang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selain itu kebutuhan akan penghargaan juga tidak terpenuhi,
karena para buruh tidak dihargai dengan diberhentikan bekerja secara sepihak.
Kasus ini juga bisa dikaitkan dengan
teori haerzberg yang merupakan teori dua faktor yaitu para pekerja dalam
melakukan pekerjaanya dipengaruhi oleh dua faktor utama diantaranya adalah
faktor pemeliharaan dan faktor motivasi. Kasus tersebut cenderung masuk ke dalam faktor motivasi, karena para buruh tidak lagi
mendapatkan kebijakan yang baik dari perusahaan melainkan mereka mendapat
kebijakan yang tidak adil yaitu PHK.
Solusi untuk masalah ini adalah
mendengarkan aspirasi para buruh mengenai kinerja kerja mereka. Memperjuangkan
hak para buruh. Dan bagi pemerintah tidak hanya mementingkan kepentingan
sendiri, utamakan kepentingan bersama agar segalan sesuatu berjalan lancar dan
tidak terjadi hal-hal yang merugikan pihak lain.
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com