A. Pendahuluan
Teledor adalah lalai, lengah, malas-malas; tidak
memenuhi kewajiban, kurang rajin, agak kurang maju agak kendur atau tidak
sebagaimana mestinya.
B. Kajian teori
a.
Teori kepribadiaan
islam
Hukum Berlebih-Lebihan (Ghuluw) Dalam Islam
Syaikh Utsaimin berkata [Al-Majmu Ats-Tsamin, Juz I, dari Fatwa
Syaikh Ibnu Utsaimin] :
Pengertian al-wasath dalam agama adalah seseorang tidak boleh
berlaku ghuluw (berlebih-lebihan) di dalamnya sehingga melampaui batasan yang
telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak pula taqshir, teledor
di dalamnya sehingga mengurangi batasan yang telah ditentukan Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Al-wasath di dalam agama artinya berpegang teguh dengan sirah
(perjalanan hidup) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ghuluw artinya melampaui
batasannya sedangkan taqshir artinya tidak mencapainya (teledor).
Sebagai contoh untuk hal tersebut, ada seorang laki-laki yang
berkata, “Aku ingin melakukan shalat malam dan tidak akan tidur sepanjang tahun
karena shalat merupakan ibadah yang paling utama dan aku ingin menghidupkan
seluruh malam dengan shalat. Maka kita katakan, bahwa ini adalah sikap seorang
yang berbuat ghuluw di dalam agama dan ini tidak benar. Dan, hal semacam ini
pernah terjadi pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti suatu
ketika berkumpullah beberapa orang, lalu salah seorang di antara mereka
berkata, “Aku akan shalat malam terus dan tidak akan tidur”. Yang satu lagi
berkata, “Aku akan berpuasa terus dan tidak akan berbuka”. Sedangkan orang
ketiganya berkata, ” Aku tidak akan menikahi wanita manapun”. Lantas hal itu
sampai ke telinga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bersabdalah
beliau,
“Ada apakah gerangan suatu kaum yang mengatakan begini dan begitu padahal aku ini juga melakukan shalat, tidur, berpuasa, berbuka dan menikahi wanita; barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka dia tidak termasuk ke dalam golonganku” [Hadits Riwayat Bukhari, An-Nikah 5063, Muslim, An-Nikah 1401]
“Ada apakah gerangan suatu kaum yang mengatakan begini dan begitu padahal aku ini juga melakukan shalat, tidur, berpuasa, berbuka dan menikahi wanita; barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka dia tidak termasuk ke dalam golonganku” [Hadits Riwayat Bukhari, An-Nikah 5063, Muslim, An-Nikah 1401]
Mereka itu telah bertindak ghuluw di dalam agama dan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berlepas diri dari (tindakan) mereka tersebut
karena mereka telah membenci (tidak suka) terhadap sunnah beliau, yakni
berpuasa, berbuka, melakukan shalat malam, tidur dan menikahi wanita.
Sedangkan orang yang bertindak taqshir (teledor), adalah orang yang
mengatakan,”Aku tidak butuh dengan amalan sunnah. Karena aku tidak akan
melakukan hal-hal yang sunnah, dan aku hanya melakukan yang wajib-wajib saja”.
Padahal orang semacam ini, bisa jadi juga teledor di dalam melakukan hal-hal
yang wajib tersebut. Inilah orang yang teledor itu, sementara orang yang
bersikap pertengahan adalah orang yang berjalan sesuai dengan sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Khulafaur Rasyidin setelah beliau.
Contoh lainnya, ada tiga orang yang di depan mata mereka berdiri
seorang yang fasiq, lalu berkatalah salah seorang di antara mereka, “Aku tidak
akan mengucapkan salam kepada si fasiq ini, tidak akan menegur, akan menjauh
darinya dan tidak akan berbicara dengannya”.
Orang kedua berkata, “Aku tetap mau berjalan dengan si fasiq ini,
mengucapkan salam, melempar senyum, mengundangnya dan memenuhi undangannya.
Pokoknya, bagiku dia sama seperti orang yang shalih lainnya”.
Sedangkan orang ketiga berkata, “Aku tidak suka terhadap si fasik
ini karena kefasikannya tersebut dan aku menyukainya karena keimanannya. Aku
tidak akan melakukan hajr (isolir/tidak menegur) terhadapnya kecuali bila hal
itu menjadi sebab dia berubah. Jik hajr tersebut tidak dapat menjadi sebab dia
berubah bahkan semakin menambah kefasikannya, maka aku tidak akan melakukan
hajr terhadapnya.
Maka, kita katakan : orang pertama tersebut sudah bertindak
melampui batas lagi ghuluw, orang kedua juga bertindak melampui batas lagi
teledor, sedangkan yang ketigalah yang bertindak pertengahan (wasath) tersebut.
Demikian pulalah kita katakan pada seluruh ibadah dan mu’amalat. Di
dalam hal tersebut manusia terbagi kepada kelompok yang teledor, bertindak
ghuluw dan pertengahan.
Contoh kasus lainnya, ada seorang suami yang menjadi “tawanan”
isterinya ; mau diperintah olehnya kemana yang dia mau, tidak mencegahnya
berbuat dosa dan tidak pula menganjurkannya agar berperilaku mulia. Pokoknya,
isterinya telah menguasai pikirannya sehingga isterinya tersebutlah yang
menjadi pemimpin rumah tangga.
Ada lagi seorang suami yang sangat kasar dan sombong dan tidak
ambil pusing terhadap isterinya, tidak mempedulikannya seakan dia tidak lebih
sebagai pembantu. Lalu ada lagi seorang suami yang memperlakukan isterinya
dengan cara yang adil sebagaimana perintah Allah dan RasulNya. Allah berfirman,
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang ma’ruf” [Al-Baqarah : 228]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah
seorang mukmin membenci seorang mukminah, (sebab) jika dia membenci satu akhlak
darinya, dia pasti rela dengan akhlak yang lain” [Hadits Riwayat Muslim,
Ar-Radla' 1469]
Orang terakhir inilah yang bertindak pertengahan, sedangkan orang
pertama sudah bertindak ghuluw di dalam memperlakukan isterinya, sedangkan yang
satu lagi sudah bertindak teledor. Jadi, perbandingkanlah terhadap amal-amal
dan ibadah-ibadah yang lainnya.
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il
Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa
Terkini-2, hal 131-133 Darul Haq]
C. Pembahasan
Teledor adalah sifat tidak hati-hati
kerap dialami oleh setiap orang. Apalagi disaat buru-buru, panik, cemas dan
sedang banyak pikiran. Nah, akibatnya terparahnya kita menjadi suka lupa.
D.
Usulan pengentasan atau Teraphy
menghilangkan
kebiasaan teledor, sembrono, pelupa dan meremehkan segala hal?
1.
Beri makan otak
Anda adalah yang Anda makan. Kalau banyak makan junk food, maka otak kita jadi sampah juga. Lemak dalam makanan berkadar lemak tinggi bisa berimbas buruk pada sinaps otak. Sinaps adalah bagian yang menghubungkan neuron otak dan penting untuk belajar serta mengingat. Untuk menyehatkan bagian ini, makan banyak-banyak ikan salmon, buah kiwi dan semua makanan yang mengandung asam lemak omega-3.
2. Lakukan olahraga
Olahraga bisa meningkatkan daya ingat, berpikir lebih jernih dan mengurangi risiko penyakit kognitif. Sebab olahraga akan mengurangi tekanan pada tubuh, memompa energi lebih banyak ke otak. Aktivitas ini juga memicu pelepasan bahan kimia yang menguatkan neuron. Cukup setengah saja setiap hari. Jangan lupa lakukan peregangan otot.
3. Olah otak
Mengisi TTS, main games memori, ternyata juga olah otak yang mencegah kepikunan. Aktivitas ini menstimulasi otak sehingga otak kita terlatih untuk mengingat-ingat selalu alias tidak malas berpikir. Semua itu membuat sistem otak kita selalu siap bekerja kapan saja, tidak mogok.
4. Trik memori
Agak mirip dengan yang di atas, kegiatan ini membiasakan kita mengingat-ingat dan mengontrol daya ingat. Membuat prediksi juga bisa membantu proses daya ingat. Latihan ini berguna sebab kadang saat kita punya suatu ide, kita lupa data-data lain yang bisa mendukung ide tersebut.
Anda adalah yang Anda makan. Kalau banyak makan junk food, maka otak kita jadi sampah juga. Lemak dalam makanan berkadar lemak tinggi bisa berimbas buruk pada sinaps otak. Sinaps adalah bagian yang menghubungkan neuron otak dan penting untuk belajar serta mengingat. Untuk menyehatkan bagian ini, makan banyak-banyak ikan salmon, buah kiwi dan semua makanan yang mengandung asam lemak omega-3.
2. Lakukan olahraga
Olahraga bisa meningkatkan daya ingat, berpikir lebih jernih dan mengurangi risiko penyakit kognitif. Sebab olahraga akan mengurangi tekanan pada tubuh, memompa energi lebih banyak ke otak. Aktivitas ini juga memicu pelepasan bahan kimia yang menguatkan neuron. Cukup setengah saja setiap hari. Jangan lupa lakukan peregangan otot.
3. Olah otak
Mengisi TTS, main games memori, ternyata juga olah otak yang mencegah kepikunan. Aktivitas ini menstimulasi otak sehingga otak kita terlatih untuk mengingat-ingat selalu alias tidak malas berpikir. Semua itu membuat sistem otak kita selalu siap bekerja kapan saja, tidak mogok.
4. Trik memori
Agak mirip dengan yang di atas, kegiatan ini membiasakan kita mengingat-ingat dan mengontrol daya ingat. Membuat prediksi juga bisa membantu proses daya ingat. Latihan ini berguna sebab kadang saat kita punya suatu ide, kita lupa data-data lain yang bisa mendukung ide tersebut.
E. Kesimpulan
b. Teori kepribadiaan psikologi
Teori trait.
a.Pasif-Dependen
Ciri khasnya adalah tidak berdaya, tidak tegas,dan bergantung pada
orang lain. Apabila mereka dituntut untuk memikul tanggung jawab,mereka segera
cemas dan panik. Dalam banyak situasi mereka mumbutuhkan dukungan emosional
yang kuat.
b.Pasif-Agresif
Memiliki sifat sama dengan pasif-dependen, hanya mereka mimilika
rasa permusuhan yang diungkapkan dengan cara mencibir, keras kepala,
membuang-buang waktu atau berlengah-lengah. Mereka sering menghalangi kegiatan
orang lain yang berhubungan dengan diri mereka dengan taktik untuk menghalangi
secara halus.
c.Agresif
Karena
emosinya tidak stabil maka orang-orang ini pun memperlihatkan ledakan
kejengkelan, kemarahan dan bertingkah laku merusak sebagai respons terhadap
frustasi yang kecil sekali pun. Bentuk-bentuk agresi mereka secara terbuka
ialah menyebarkan desas-desus dan dengki
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com