Tes Kemampuan Mental
I. Pengertian Kemampuan
Berikut adalah pengertian
kemampuan menurut beberapa ahli:
a. Robin
(2007): Kemampuan biasa disebut ability adalah kapasitas seseorang dalam
melakukan beragam tugas dalam satu pekerjaan. Kemampuan pada dasarnya terbagi
kedalam kemampuan mental dan fisik , dalam
b.
Sorenson(1977):
Intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
c. Menurut David Wechsler: Intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
secara
II. Jenis Tes Kemampuan Mental
Kemampuan mental terdiri atas kemampuan intelektual, kemampuan intelektual ini ada yang bersifat
universal atau disebut intelegensi nantinya ada tes yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan secara umum dan ada yang bersifat khusus hanya dimiliki individu
tertentu yang nantinya mnghasilkan tes bakat (tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan spesifik dari individu). Inteligensi adalah salah
satu kemampuan mental,pikiran atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan
bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi. Secara umum
inteligensi biasa disebut dengan kecerdasan. Kemampuan mental bisa diartikan
sebagai:
1. Intelegen umum, dimana
tidak mencakup bakat seseorang
2. Kemampuan yang meliputi
baik intelegensi umum maupun bakat dalam bidang numeric, spasial, dan
sebagainya
Namun
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang melahirkan pemikiran-pemikiran dan
dialektika baru tes kemampuan mental ini dapat digunakan untuk keperluan lain
selain diagnosa, contohnya tes recruitment perusahaan dibuat untuk meramalkan
individu saat ini dan kedepannya dan tes-tes lainnya.
Beberapa Tes Kemampuan
Mental yang Sudah dikembangkan
1. Tes
Intelegensi
a. Weschler
Test terbagi dalam dua yaitu WAIS dan WIST à tes WAIS-T (Weschler
Adult Intelligence scale-Revised) atau tes intelegensi untuk remaja dan orang
dewas, dan WISC-R (Weschler Intelligence Test for Chlidren- revised) ditujukan
untuk anak usia 6 – 16 tahun (Weschler;1981 dalam adolscene, 2003). WAIS dan
WIST memberikan skor keseluruhan atau Full Scale maupun skor-skor indeks
spesifik yang dapat diukur dengan berbagai kombinasi sub tes.
Beberapa
kontroversi sempat lahir pada saat pengembangan tes intelegensi berkisar
mengenai tuduhan pelabelan individu tuduhan pembelaan individu dan bias kultural,
Bartolomewv (2006) dalam Gorth Marnat (2007). Salah satu kelebihan tes
intelegensi adalah sebegai prediktor perilaku dan kemampuan mental dimasa
mendatang. Seperti yang dilakukan Binnet saat menempatkan anak yang harus
sekolah ke sekolah khusus dan sekolah umum. Kelebihan dari tes Weschler ini
adalah memebrikan info akurat tentang kelemahan kognitif seseorang. Selain
karena Wescler ini memang tes individual dimana tes yang hanya difokuskan untuk
individu saja yang kelebihannya adalah memberikan konteks terstruktur kepada
examiner yang dapat menggunakan berbagai tugas untuk observasi unik dan
personal yang digunakan examiner dalam mendekati tugas-tugas kognitif.
b. Skala Ingatan Weschler (Weschler Memory
Scale) diadministrasikan secara individual, dirancang untuk memungkinkan
pemakainya lebih memahami individu. Keempat devinisi tentang skala ingatan
weschler ini menunjukan kemajuan di bidang pemahaman teoritis tentang ingatan.
Weschler Memoric Scale yang asli merefleksikan konseptualisasi non spesifik awal
tentang ingatan, Weschler; 1945 dalam GorthMarnat (2009). Skala ini
terdiri atas prosedur pendek tentang ingatan untuk urutan angka, mengingat
cerita desain visual sederhana, dan pemasangan kata. Prosedur-prosedur awal WMS
dapat dibagi secara logis menjadi tugas visual spasial, dan auditorik tapi
dalam peng skoran keseluruhan adalah memory quotient seperti pada skor akhir
tes IQ. Sub tes ini adalah Auditory memory (Logical memory, Verbal paired
Acosiates), Immadiate memory, Delayed Memory, Visual Memory.
2. Cognitive
Ability tes à untuk pengukuran assesment kognitif menghasilkan sub
skor verbal, kuantitatif dan non
verbal. Cogat sering digunakan dalam tes bakat.
3. Summary
of K-12 Group: SAT dan MAT untuk pengukuran prestasi.
4. Kraeplin
Test atau Pauli: Dikembangkan oleh psikolog bernama Emil Kraeplin. Kraeplin
pada mula-nya menciptakan alat tes yang digunakan sebagai alat tes untuk
diagnosiss gangguan dementia dan alzheimer. Selanjutnya 1938 Dr. Richard Pauli
beersama Wilhelm Arnold dan prof Dr. Vanmenthod memperbaharui tes Kraeplin ini
sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan data kepribadian. Tes ini dikenal
dengan istilah Pauli-Kraeplin yang terdiri dari beberapa aspek seperti:
- Aspek
keuletan (daya tahan)
- Aspek
kemauan atau kehendak individu
- Aspek
emosi
- Penyesuaian
diiri
- Stabilitas
diri
Dalam tes ini subjek
hanya diminta untuk meengerjakan hitungan sederhana yaitu menjumlahkan deretan
angka-angka. Namun yang jadi masalah adalah urutan angka-angka yang banyak.
Banyak kesalahan yang kita buat menunjukkan kita termasuk orang yang tidak
teliti dan tidak cermat, tidak hati-hati dan kurang memiliki daya tahan cukup
terhadap stres atau tekanan pekerjaan (dalam buku Rahasia Psikotes, 2009).
Kesimpulan berdasarkan
pemaparan dari jenis tes dan pengertian tes kemampuan mental ini menunjukkan
pengembangan yang signifikan, pengembangan ini dilahirkan dari kritis yang
merasa tidak cukup.
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com