A. Definisi
stres
Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh
perubahan-perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang,
mengancam atau merusak terhadap keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang
(Smeltzer & Bare, 2002). Sedangkan menurut WHO (2003) dalam Sriati (2008)
stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan
mental atau beban kehidupan).
Stres adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik
terhadap setiap tuntunan kebutuhan yang ada dalam dirinya (Pusdikakes Depkes.
RI dalam Sunaryo 2004). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian utuk
menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai
berupa respons fisiologis, perilaku dan subjektif terhadap stres. Konteks yang
menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres
sebagai sistem.
B. Penyebab
Stres
Stress
dapat terjadi karena:
1. Fisik-biologis:
Penyakit sulit disembuhkan, cacat fisik, dan merasa penampilan kurang menarik.
2. Psikologis:
sikap permusuhan, iri hati, dendam, dan sejenisnya.
3. Sosial:
kehidupan keluarga, factor pekerjaan, dan iklim lingkungan.
C.
Sumber stres atau
stressor
Menurut Warner stresor dapat didefinisikan sebagai kejadian,
kondisi, situasi dan atau kunci internal atau eksternal yang berpotensi untuk
membawa atau sebenarnya untuk mengaktifkan reaksi fisik dan psikososial yang
bermakna (Smeltzer & Bare, 2002) . Adapun sumber dasar pemicu stres :
a.
Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi dan menuntut kita untuk
menyesuaikan diri. Contoh stres lingkungan termasuk cuaca, kebisingan, polusi
udara, lalu lintas, perumahan yang tidak aman dan lancar, serta kejahatan.
b.
Stresor sosial
Stres bisa timbul dari beberapa tuntutan sosial yang kita
tempati, seperti orangtua, pasangan, pengasuh, dan karyawan. Beberapa contoh
stres sosial termasuk masalah keuangan, wawancara kerja, presentasi, perbedaan
pendapat, tuntutan waktu dan perhatian atau kehilangann orang yang dicintai.
c.
Fisiologis
Situasi dan kondisi yang mempengaruhi tubuh kita dapat
dialami sebagai stres fisiologis. Contoh stres fisiologis termasuk pertumbuhan
yang cepat, menopause, sakit, penuan, melahirkan, kecelakaan, kurang olahraga,
gizi buruk, dan gangguan tidur.
d.
Pikiran
Otak dapat menafsirkan dan merasakan situsai seperti stres,
kesulitan, sakit, atau menyenangkan. Beberapa situasi dalam hidup stres sebagi
pemicu tetapi pikiran yang menentukan masalah yang muncul. (Klinic Community
Health Centre, 2010)
D.
Penggolongan
stres
Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Kusmiati dan
Desminiarti (1990) dalam Sunaryo (2004) dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Stres
fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah,
suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b. Stres
kimiawi, disebabkan oleh asam basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon, atau
gas.
c. Stres
mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan
penyakit.
d. Stres
fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau
sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e. Stres
proses pertumbuhan da perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua
f.
Stres psikis/emisional, disebabkan oleh gangguan
hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.
Adapun menurut Grand (2000) dalam Sunaryo (2004), stres
ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Penyebab
makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
b. Penyebab
mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah
tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
E. Karakteristik
Stres
Stress
selalu hadir ketika diri kita diprnuhi banyak pikiran. Tuntutan hidup dan
kompetisi hidup juga dapat menjadi menyabab timbulnya stres. Banyak dari kita
tidak bisa memenegemen stres sehingga dari luar dapat kita duga terkena stres.
Stres tidak dapat ditutup-tutupi. Ada beberapa cirri cirri bahwa kita terkena
stress yang dapat kita lihat dari perubahan fisik pada tubuh kita, diantaranya
:
1. Rambut
rontok
2. Berat
badan menyusut
3. Daya
pengelihatan menurun
4. Sering
sakit gigi
5. Mudah
sari awan
Selain
berdampang terhadap fisik, stres juga mempengharuhi kondisi pisikis kita.
Dampak stres terhadap pisikis sangat besar efeknya. Contoh efek stres terhadap
sikis kita adalah :
1. Suka
melamun
2. Pelupa
3. Imsomnia
4. Pesimistis
5. Punya
niat bunuh diri
F.
Tahapan stres
Menurut Amberg (1979) seperti yang dikemukakan Hawari (2008)
bahwa tahapan stres sebagai berikut :
a.
Stres tahap I
Tahapan
ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan
perasaan-perasaan berikut :
1)
Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
2)
Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasannya.
3)
Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya ; namun tanpa disadari
cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan
pula.
4)
Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun
tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
b.
Stres tahap II
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang
berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :
1)
Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar
2)
Merasa mudah lelah sesudah makan siang
3)
Lekas merasa capai menjelang sore hari
4)
Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
5)
Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
6)
Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
7)
Tidak bisa santai.
c. Stres tahap III
Pada tahap III keluhan semakin meningkat
dan mengganggu yaitu :
1)
Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis),
buang air besar tidak teratur (diare).
2)
Ketegangan otot-otot semakin terasa.
3)
Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
4)
Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early
imsomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle
imsomnia), atau bangun terlau pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali
tidur (late imsomnia).
5)
Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa mau pingsan). Kesempatan untuk
beristrirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.
d.
Stres tahapan IV
1)
Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
2)
Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa lebih sulit.
3)
Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk
merespons secara memadai (adequate).
4)
Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5)
Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan
6)
Seringkali menolak ajakan (negativesm) kerena tidak semangat dan
kegairahan.
7)
Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
8)
Timbul perasaan ketakuatan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya.
e.
Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut maka seseorang itu akan jatuh dalam
stres tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut :
1)
Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological
ex-haution).
2)
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sahari-hari yang ringan dan
sederhana.
3)
Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder)
4)
Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung
dan panik.
f.
Stres tahap VI
1)
Debaran jantung teramat keras
2)
Susah bernafas (sesak dan megap-megap)
3)
Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4)
Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5)
Pingsan dan kolaps (collapse)
DAFTAR PUSTAKA
Chomariah,N.2009.Tips Jitu & Praktis Mengusir Stres.
Jogjakarta: DIVA Press
Yusuf,M.2008.
Kesehatan Mental. Bandung: RIZQI
PRESS
Al-Haqi,Ibrahim.2009.
Positive Thinking. Jogjakarta: Hikmah
Pustaka
Prabowo,
Hendro.1998. Arsitektur Psikologi dan
Masyarakat. Depok: Gunadarma
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com