TEATRIKAL
KSR
Suasana sendu, orang – orang
berlalu lalang namun satu yang terdiam di tengah – tengah mereka, orang yang
diam tersebut mulai mencoba menyentuh satu diantara mereka, namun yang
tersentuh jijik, marah, dan geli. Orang – orang yang berlalu lalang mulai sepi lantas
hilang, orang yang terdiam mulai mengangkat dagunya.
ODHA : “Namaku desi, umurku 20
tahun, Apa ada yang berbeda dengan ku?
Apa ada yang salah? Namun, mengapa orang – orang seperti itu padaku, apa karena
aku ODHA? Iya benar, memang aku ODHA, apa mereka harus seperti itu, apa memang
wajah mereka seperti itu, siapa yang menginginkan keadaan ini? Aku sendir pun
tak mau. Iya, memang iya, ini pun ulahku sendiri, aku yang menyebabkan itu
sejak 2 tahun yang lalu, lalu bagaimana? Apa aku harus bunuh diri, agar tak
menjadi sampah di masyarakat, tidak! Aku punya mereka, mereka yang tidak jijik
dengan keadaanku, mereka yang masih menerimaku, dan mau memberi bahu ketika
uluran tangan yang lain tak datang!”
Seorang wanita masuk memegang
pundak Desi kemudian bertatapan dan saling tersenyum.
Bebi : “Aku temannya, aku sahabatnya,
bahkan aku ingin menjadi saudaranya. Kenapa aku mau berteman denganya,
menyentuhnya, makan bersama, hingga memeluknya. Bukan! Aku bukan sahabat karib,
aku berteman dengannya saat dia jatuh, terpuruk, putus asa, dan terasingkan.
Siapa yang mau menjadi seperti itu? Semua orang butuh teman, semua orang butuh
sandaran, jika bukan aku, bukan kita, lantas siapa yang akan merangkulnya?
Siapa yang akan mengajaknya berdiri saat dia jatuh kesakitan sendiri? Perlahan
dibunuh sepi? Busuk! Itu jika kalian gunakan ego! Kalian sama saja dengan
pembunuh berdarah dingin. Mengacuhkan dia dikeramaian, pernahkah kalian
berpikir bagaimana menjadi dia? Dia adalah kalian. Ayolah, jangan menjadi
apatis, mereka tak seburuk itu, kalian tidak akan tertular, hanya karena
menyentuhnya? Mereka masih sama dengan kita, hanya lebih kuat menghadapi
kenyataan yang ada!
Tokoh LSM lantas datang, Desi
dan temannya terlihat berbincang asik.
LSM : “Stigma negatif yang beredar di berbagai kalangan masyarakat
kita tentang penderita HIV/AIDS atau ODHA sudah sepatutnya dikikis habis. Ada
kepercayaan yang salah, bahwa penderita AIDS/ODHA adalah orang yang di azab
tuhan, karena perbuatannya di masa lalu. Ini jelas kepercayaan yang sesat dan
menyesatkan. Selain itu, manusia tidak memiliki hak untuk menghakimi manusia
lain. Kesalahan seseorang hanya tuhan yang tahu dan berhak memberikan balasan.
Tidak ada hak kita untuk menambah hukuman bagi ODHA dengan mengucilkan mereka
dari pergaulan, bahkan memandang mereka dengan jijik. Mayoritas
penularan AIDS terjadi karena ketidaksengajaan. ODHA tidak tahu bahwa dirinya
terjangkit HIV. Salah satu dukungan terhadap ODHA adalah untuk memberikan
pengetahuan yang benar dan pengobatan yang tepat. Hal ini sudah dilakukan oleh
pemerintah lewat komisi penanggulangan AIDS dan mitra – mitranya. Sedangkan
tugas masyarakat adalah tidak mengucilkan ODHA justru sebaiknya kita mendukung
agar ODHA tidak terpuruk dan dapat bangkit kembali.
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com