A.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
Perkembangan kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor hereditas dan lingkungan. Factor
hereditas meliputi bentuk tubuh, darah, dan sifat-sifat yang diturunkan oleh
orang tua. Sedangkan factor lingkungan meliputi lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat. Individu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan akan tetapi
dalam perkembangannya tersebut akan membentuk pola-pola yang tetap dan khas
sehingga terdapat ciri-ciri yang unik bagi setiap individu. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
1.
Factor
Biologis
Yaitu factor yang berhubungan dengan
keadaan jasmani yang sering kali disebut dengan factor fisiologis. Hal ini
dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Yang menunjukan bahwa
sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap
orang ada yang diperoleh dari keturunan dan ada pula yang merupakan
bawaan anak. Kondisi jasmani yang berbeda-beda itu menyebabkan sikap dan
sifat-sifat serta temperamen yang berbeda-beda juga.
2.
Factor
Sosial
Yang dimaksud dengan factor social
adalah masyarakat di sekitar individu yang mempengaruhi individu tersebut. Yang
termasuk dalam factor social ini adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, dan
peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat. Dalam perkembangan individu
pada masa bayi dan kanak-kanak peranan keluarga sangat menentukan bagi
kepribadian individu selanjutnya. Bagita pula kebiasaan-kebiasaan yang berlaku
dalam keluarga. Keadaan dan suasana keluarga yang berbeda juga memberi pengaruh
yang cukup menentukan terhadap perkembangan kepribadian individu. Pada masa
selanjutnya pengaruh lingkungan social yang diterima anak semakin besar dan
luas, mulai dari lingkungan keluarga meluas pada anggota-anggota keluarga yang
lain, teman-teman yang dating ke rumahnya, teman-teman sepermainan hingga
pengruh yang khusus dari lingkungan sekolahnya.
3.
Faktor
Kebudayaan
Factor kebudayaan yang dimaksud di
sini adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Adapun beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan
pembentukan kepribadian antara lain:
a.
Nilai-nilai
Pada setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh individu yang hidup dalam kebudayaan
itu. Untuk dapat diterima menjadi anggota masyarakat, maka seseorang harus
memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku pada suatu
masyarakat tertentu. Sementara itu, nilai-nilai hidup yang berlaku dalam
masyarakat sangat erat hubungannya dengan kepercayaan, agama, adat istiadat,
kebiasaan, dan tradisi yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan.
b.
Pengetahuan
dan ketrampilan
Pengetahuan yang dimiliki setiap individu juga mempengaruhi
sikap tindakan setiap individu yang itu sendiri. Wawasan pengetahuan antara
individu yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Tinggi rendahnya ilmu
pengetahuan dan keterampilan atau teknologi yang dimiliki seseorang
mencerminkan tinggi rendahnya kebudayaan itu. Semakin tinggi kebudayaan maka
semakin maju pula sikap dan cara hidup masyarakat tersebut.
c.
Adat
dan Tradisi
Adat dan tradisi dari masing-masing daerah satu dengan yang
lainnya sangatlah berbeda satu dengan yang lainnya. Semua adat dan tradisi yang
sudah berlaku di masyarakat tersebut selain menentukan nilai-nilai yang harus
ditaati oleh masing-masing anggota masyarakat tersebut juga sangat menentukan
cara bertindak dan bertingkah laku masyarakatnya.
d.
Bahasa
Bahasa merupakan salah satu factor yang menentukan karakteristik suatu
kebudayaan. Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kepribadian manusia yang menggunakan
bahasa tersebut. Kata-kata yang tertera dalam kalimat bahasa mencerminkan
kepribadian bangsa atau daerah tersebut.
B. Penyesuaian Diri & Ketidakmampuan Menyesuaikan
Diri
1. Pengertian
Penyesuaian
diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Menurut Supriyo (2008: 90)
penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah
perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu
dengan lingkungannya.
Penyesuaian diri adalah suatu proses
alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkingannya atau proses bagaimana
individu mencapai keseimbangan diri
dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya (Devina, 2010) .
Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses mengubah
diri sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat
berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan
konflik sehingga tercapainya keharmonisan pada diri sendiri serta lingkungannya
dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya.
b.
Ketidakmampuan Penyesuaian Diri
Ketidakmampuan penyesuaian diri
adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengubah diri
sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat
berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan
konflik sehingga tercapainya keharmonisan pada diri sendiri serta lingkungannya
dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya.
2. Aspek-Aspek
Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri
memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Penyesuaian
pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima
diri demi tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan
sekitarnya. Individu menyatakan
sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu
bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
Pada aspek ini, keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai
oleh:
- Tidak adanya rasa benci,
- Tidak ada
keinginan untuk lari dari kenyataan atau tidak percaya pada potensi
dirinya.
Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh:
- Kegoncangan
emosi
- Kecemasan
- Ketidakpuasan
dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai akibat adanya jarak
pemisah anatara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh
lingkungannya
2. Karakteristik
Adapun
karakteristik penyesuaian diri, di antaranya:
- Penyesuaian diri yang sehat/positif menurut Supriyo (2008:
91), antara lain :
- Mampu
menerima dan memahami diri sebagaimana adanya dan sanggup menerima
kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan disamping kelebihannya.
- Mampu menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar
dirinya secara obyektif sesuai dengan perkembangan rasional dan perasaan
dan memiliki ketajaman dalam memandang realitas.
- Mampu bertindak sesuai dengan
potensi, kemampuan yang ada pada dirinya dan kenyataan obyektif yang ada
pada luar dirinya.
- Memiliki perasaan aman yang
memadai. Perasaan aman mengandung arti bahwa orang itu mempunyai harga
diri yang mantap, disamping juga perasaan terlindung mengenai keadaaan
dirinya pada umumnya
- Rasa hormat pada sesame manusia
dan mampu bertindak toleran
- Bersikap terbuka dan sanggup
menerima umpan balik.
- Memiliki kestabilan psikologis
terutama kestabilan emosi, hal tersebut terlihat dalam memelihara tata
hubungan denga orang lain.
- Mampu bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan kewajibannya. Sikap dan
keberadaannya didasarkan atas kesadaran akan kebutuhan norma, dan atas
keinsyafan sendiri
B Penyesuain diri yang tidak sehat menurut Devina (2010),
antara lain:
·
Mudah
marah
·
Menunjukkan
kekhawatiran dan kecemasan
·
Sering
merasa tertekan (stress atau depresi)
·
Bersikap
kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya lebih muda
·
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang
meskipun sudah diperingati atau dihukum
·
Mempunyai
kebiasaan berbohong
·
Hiperaktif
·
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
·
Senang mengkritik atau mencemooh orang lain
·
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
·
Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
·
Bersifat
pesimis dalam menghadapi kehidupan
No comments:
Post a Comment
komunikasi
email: choirulalfa77@gmail.com